BUKU INI DITUJUKAN BAGI FUQARA
“Kenikmatan hidup hanya terasa jika berkumpul bersama para faqir. Mereka-lah para raja, mereka-lah para tuan, mereka-lah para pangeran.
Semoga aku dikumpulkan bersama mereka di hadirat Allah, dan perbuatan burukku dimaafkan dan diampuni-Nya.
Semoga rahmat senantiasa tercurah bagi Sang Pilihan, Sayyidina Muhammad, yang terbaik diantara yang memenuhi janji dan berjanji.”‘Abu Madyan al-Ghawth’
TENTANG PENULIS:
Shaykh Dr. Abdalqadir as-Sufi (bernama asli Ian Dallas), seorang Skotlandia, kembali ke Islam ditangan Imam Masjid Qarawiyyin di Fez, Maroko, dan menuntut ilmu kepada Shaykh Muhammad ibn al-Habib dari Meknes, Maroko dan Shaykh Muhammad al-Fayturi dari Benghazi, Libya.
Sebagai seorang Murshid Tarekat Qadiriyya Shadhiliyya Darqawiyya, Shaykh Dr. Abdalqadir as-Sufi telah berdakwah di Eropa, Amerika, Afrika dan Asia serta membimbing murid-murid dari seluruh penjuru dunia. Beliau mengajarkan pentingnya kembali kepada Amal Ahli Madinah sebagaimana yang dijaga dan diteruskan oleh Imam Dar al-Hijrah, Imam Malik, semoga Allah meridainya.
Sebagai seorang penulis yang bernas dan giat, Shaykh Dr. Abdalqadir as-Sufi telah menulis puluhan buku amat penting bagi muslimin jaman ini. Beliau juga telah menginisiasi penterjemahan dan penerbitan berbagai buku klasik Islam, seperti Muwatta Imam Malik dan Ash-Shifa Qadi Iyad.
Atas pengajaran beliau, para muridnya membangun kembali jamaah dengan berbagai aktivitas di berbagai negeri. Pendirian tiga masjid di Norwich Inggris, Granada Spanyol dan Cape Town Afrika Selatan adalah bukti nyata peran jamaah tersebut. Begitu pula pengajaran untuk pelaksanaan ibadah zakat – khususnya zakat harta – dengan sahih serta bermuamalah benar dengan menghadirkan kembali koin dinar emas, dirham perak dan fulus. Penerbitan dari Terjemah Al Quran dalam bahasa Inggris dan Spanyol adalah juga hasil dari murid-murid beliau.
Pada tahun 2013, pada Moussemnya, Shaykh Dr. Abdalqadir as-Sufi menyerahkan ijin dari dua Murshidnya kepada Shaykh Mortada Elbamashouli sebagai Murshid Tarekat Qadiriyya Shadhiliyya Darqawiyya. Ketika itu, sambil mencium tangan Shaykh Mortada Elbamashouli, beliau berkata, “Saya adalah murid pertamamu“.
Abu Madyan al-Ghawth
Shaykh Abu Madyan al-Ghawth, lahir di sekitar kota Sevilla, Spanyol dan wafat di Tlemcen, Aljazair pada 594 H. Diberi gelar Shaykh as-Shuyukh (Shaykh-nya Para Shaykh), beliau juga disebut sebagai al-Ghawth, Sang Pengasuh, kedudukan ruhani Sang Qutb, Sang Sumbu. Beliau menyebut para fuqaranya, murid-muridnya dengan sebutan Sultan, Junjungan dan Pangeran sebutan kehormatan atas kondisi batin mereka.