Taubat, berpaling dari perilaku salah merupakan awal dari proses perubahan diri. Pertengahannya yaitu berpaling dari akhlak buruk ke pada akhlak mulia. Akhirnya yaitu berpaling dari makhluk untuk sibuk menyerap penyaksian al-Haqq.
Tindakan taubat diteguhkan dalam sunnah dengan mengulangi sebanyak seratus kali permohonan:
“Astaghfirullah!”
Sufyan ath-Thawri berkata: Taubat hakiki memiliki empat tanda: qilla, illa, dhilla, dan ghurba. Masing-masing berarti: berkurangnya (ke-akuan), kelemahan, kerendah-hatian, dan pengasingan (dari kesalahan).
Taubat adalah isyarat kepada sang faqir dari dirinya sendiri bahwa ia telah memulai pertempuran. Selama sang faqir masih terus-menerus mencari kesalahan pada diri orang lain dan gagal menemukan kesalahan pada dirinya sendiri berarti perjalanan belumlah dimulai. Pertemuan pertama dengan perilaku-perilaku buruknya sendiri saat taubat adalah sebuah kemenangan besar. Dalam satu langkah saat tersulit dalam perjalanan telah dilewati.
Mereka yang awam bertaubat atas kesalahan-kesalahan; mereka yang khusus bertaubat karena amal baik dan puji-pujian karenanya; mereka yang khusus di antara yang khusus bertaubat atas kelupaan mereka pada Allah di tiap-tiap saat.
Bukti-bukti dari sahihnya Tariqat ini ada pada konfirmasi pengesahan diterimanya pahala taubat, yang kian menegaskan kasih sayang Rabb Yang Maha Penyayang bagi si pencari yang sedang meniti perjalanan maupun bagi mereka yang telah tiba.