Shukur, berterimakasih, ialah sebentuk ilmu dan suatu pendorong. Ia menyadarkan anda akan sumber hidup anda dan mengingatkan anda bahwa Dia-lah Sang Pengabul doa-doa.

Tingkat pertamanya ialah berterimakasih dengan lidah, yaitu dhikir. Tingkat keduanya ialah berterimakasih dengan seluruh tubuh, yaitu beribadah kepada Allah, baik dalam amal yang telah diwajibkan maupun dengan membantu makhluk-makhluk-Nya. Tingkat ketiga ialah berterimakasih dengan kalbu, yaitu berterimakasih di Hadirat Rabbi, dengan disertai pengenalan di ruang perjumpaan.

Shukur merupakan suatu kewajiban bagi hamba. Menurut kami tidak sepantasnya diutarakan, kecuali jika didahului dengan hamd. Karena hamd, pujian, ialah mutlak milik Allah, bagi-Nya semata, dan si hamba tak punya andil apapun padanya. Sehingga sudah selayaknya mempersembahkan pada Allah apa yang padanya tidak ada andil si hamba secuil pun, sebelum mempersembahkan apa yang seluruhnya berasal dari si hamba.

Jika doa telah diucapkan sebelumnya, maka shukur mengikuti pengabulan-Nya. Jika sebelumnya tidak ada doa, maka Dia telah memberi si hamba, bahkan sebelum diminta.
Karena itu, dhikir shukur setiap saat dimulai dengan hamd. Ulangi 100 kali.
Al-hamdu lillahi wa-sh-shukrulillah.