Bismillahirrahmaanirrahiim
PENGANTAR
Dalam kesempatan ini kami sampaikan kepada para pembaca dua karya risalah tentang iman dalam Islam. Yang pertama didasarkan kepada keteguhan pengajaran iman yang terdapat pada karya Al-Murshid al-Mu’în, buah karya Imam Ibn ‘Âshir. Kami melakukan pengaturan ulang padanya ke dalam bahasa yang lebih kekinian karena betapa kering dan tidak menariknya jika hanya sekedar menterjemah sya’ir pengajaran seperti ini dan kemudian menambahkan syarahnya. Sedemikian rupa, dengan sedikit tambahan pribadi, kami melembutkan naskahnya dengan tidak sepenuhnya mengutip keseluruhan struktur logika (kalam)-nya pada saat memberikan penegasan rasional sifat-sifat Ilahi dan para Nabi. Risalah kedua berupa sebuah terjemahan atas pengajaran akidah dari Risalah al-Qairawânî yang juga terkenal, dengan memberikan syarah melalui syarahnya yang paling masyhur. Kedua naskah tersebut, pada dasarnya, ditulis untuk kanak-kanak dan para pemula, yang sama sekali tidak mengurangi ilmu dan manfaat yang terkandung padanya.
Kedua risalah tersebut merupakan hasil karya dari mazhab Ashari perihal akidah. Mazhab ini didasarkan Abû-l-Hasan al-Ash’arî (wafat 324 H. – 936) di Baghdad. Di awal perjalanan keilmuannya, al-Ash’arî mengikuti Mu’tazilah (mazhab yang lebih mementingkan akal daripada pengajaran tradisi atas urusan-urusan keimanan). Kemudian, setelah khalwat dan tafakur mendalam cukup panjang, ia menyadari bahwa akal haruslah berkhidmah kepada Wahyu dan Sunnah, beliau tegak berdiri sebagai seorang penjaga akidah Sunni terhadap ekses rasionalnya Mu’tazilah dan berbagai sekte menyimpang dalam Islam. Beliau sukses besar mengatasi berbagai sekte menyimpang tersebut dan meneguhkan dirinya sebagai seorang Imam Sunni dalam hal akidah. Sejak itu Ashariah dinyatakan dan sinonim dengan akidah Sunni itu sendiri.
Walaupun berasal dari mazhab yang sama, beberapa perbedaan dapat disimak dikedua risalah yang kami sampaikan itu. Yang pertama, karena berasal dari periode pasca-Ghazali (sesudah masanya Imam Ghazali rahimahullah), menggunakan pembuktian melalui ilmu kalâm atau sarana logika-rasional dalam pembahasan sifat-sfat Ilahi dan para Nabi. Dengan kata lain, akidahnya dilengkapi persenjataan logika-rasional (kalâm) yang dibutuhkan untuk melindunginya dari penyimpangan-penyimpangan sektarian akibat kekeliruan penggunaan akal. Yang kedua, yaitu kitab ar-Risâla (yang lebih tua dan pra-Ghazali, ditulis sebelum masa Imam Ghazali rahimahullah), adalah sebuah pengajaran yang tidak mengandung sarana logika-rasional (kalâm) dan terutama didasarkan pada kutipan ayat-ayat Al- Qur’an, mengikuti gaya/pola para Salaf (tiga generasi awal Muslimin). Kedua cara pengajaran akidah Islami ini sama-sama sahih, yang pertama lebih lengkap secara akliah (a’lam), karena adanya sarana akliah yang mendukungnya; dan yang kedua, cara yang lebih aman (aslam), karena menghindari dari berbagai spekulasi rasional.
Kedua naskah itu, yang pertama: al-Murshid al-Mu’în karya Imam Ibn ‘Âshir, yang kami jadikan landasannya, dan yang kedua: ar-Risâla karya Imam Ibn Abî Zaid al-Qairawânî, yang kami terjemah, sepenuhnya bisa diandalkan dan dianjurkan melalui tradisi berabad-abad pengajaran dan belajar di al-Andalus, Afrika Utara dan area Sub-Sahara Afrika. Begitu pula, dengan berbagai sumber syarah yang kami gunakan untuk menulis, menterjemah dan menjelaskan kedua naskah itu.
Akhirnya, saya tambahkan karya sederhana ini kepada kaum Muslimin seluruhnya khususnya bagi mereka yang berbahasa Spanyol sehingga mereka dapat menemukan padanya sebuah rumusan sahih asas-asas Din mereka dan akidahnya yang membawa kepada kebahagiaan di kehidupan kini dan kemudian. Karya ini juga ditujukan bagi pembaca non-Muslim, supaya mereka bisa mengetahui sumber-sumber terpercaya atas keyakinan Muslimin, sehingga mereka dapat membebaskan diri mereka sendiri dari kontaminasi demagogis, ideologis dan propaganda masa kini yang menyelubungi dengan cadar tebal segala sesuatu tentang Islam, pesan Ilahi terakhir.
Shaykh Ali Laraki
Sumber : http://www.islammexico.org.mx/Fundamentos/Aqida/Aqida_introduccion.htm
Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Muqadim Malik Abdalhaqq Hermanadi