Lahut berarti keilahian.

Inilah istilah kedua dalam rangkaian baru ini. Dengan istilah ini dijelaskan alam kekuasaan dan penguasaan Allah, keRajaan-Nya, rububiyyat, atas kehidupan pada sisi batin. Lahut, yaitu alam berbagai makna dan sumber-bentuk ciptaannya Allah, ‘ayn ath-thabitah, ialah juga alam sumber asli si arifin dan sumber dari sumbernya. Maka penyatuan -penyatuannya dalam ilmu- ialah hakikat dimana sumber dirinya berada, begitu juga sumbernya dari seluruh hal yang diketahui dan hal yang tidak diketahui. Hanya saja tidak ada yang tersembunyi darinya, namun tetap saja ia hanya memperoleh ilmu yang diijinkan baginya sesuai kemampuannya dan hadiah kemampuannya itu. Inilah bukti kehambaannya dan keRajaan-Nya.

Namun sang arifin dalam ketidakmampuannya itu, berenang di lautan ilmu dan menggenggam pedang hikmah. Ia gagah dalam kelemahannya dan bijaksana dalam kejahilannya. Ia bercahaya dan diberi sebuah lidah dari keinsanannya sendiri dan kediam-heningannya. Lahut adalah penyatuannya, dan itulah satu lautan dari rahasia-rahasia tanpa suatu pemisahan atau pembagian.