Mukmin memperoleh ketentraman jiwa dengan berzikir bahkan hingga Ketakutan Besar di Hari Kebangkitan, tidak menyedihkannya. Lalu bagaimana pendapatmu atas ujian-ujian dan musibah-musibah yang menimpanya di dunia ini?

Saudaraku, selalulah teguh berpegang kepada zikir kepada Rabb-mu sebagaimana telah kami katakan, kalian akan menyaksikan keajaiban. Semoga Allah memberi kami dan kalian keberhasilan.
Pandangan kami mengenai berzikir yakni, maka bukanlah dia yang senantiasa mengucapkan, “Allah, Allah”, shalat dan shaum itu, kemudian jika, suatu musibah menimpanya, lalu mencari-cari sarana apa saja untuk digunakannya mengatasinya lalu kemudian tidak memperoleh sesuatu apapun. Di kalangan ahli yang telah tiba, semoga Allah meridai mereka semua, berzikir itu didasari pada kenyataan bahwa dia yang berzikir haruslah melakukan tertib tertentu. Yang paling pasti ialah bahwa ia haruslah selalu meninggalkan apa-apa yang bukan urusannya. Jika Rabb-nya mengenalkannya dengan-Nya – atau dapat kami katakan, dengan sebuah perwujudan dari Rabb-nya melalui Asma Jalal atau Asma Jamal, si hamba mengenali-Nya dan tidak jahil kepada-Nya. Itulah berzikirnya dia yang sungguh-sungguh berzikir, bukan dia yang selalu menyembah Allah, dan kemudian, jika Rabb-nya mewujudkan Diri-Nya kepadanya dengan apa yang berlawanan dengan nafsunya, ia jahil pada-Nya dan tidak mengenali-Nya. Pahami! Semoga Allah menjadikan kami dan kalian memahami! Amin.

Bersabarlah bersama Rabb-mu dan berpegang teguhlah kepada kesabaran. Maka Ia – Subhanahu! – akan meliputi kelemahanmu dengan Kekuatan-Nya, kemiskinannmu dengan Kekayaan-Nya melalui Kekuasaan-Nya, kejahilanmu dengan ilmu-Nya, kemarahanmu dengan kesabaran-Nya, dan sebagainya. Maka kalian akan mengalami hidup di kehidupan dunia ini setelah berakhirnya waktu sebelum Akhirat tiba, dan kehidupan setelah berakhirnya waktu tidak akan tersembunyi darimu karena Allah Ta’ala berfirman tentang ahlinya itu, “Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.” (15:47-48).

Salam.