Wahai faqir! Penyakit yang telah menimpa qalbumu, terjadi karena nafsu keinginan yang telah membuat jalan-jalan menembus dirimu. Jika saja engkau meninggalkannya dan menyibukkan diri dengan perintah Rabb-mu, maka apa yang telah menimpa qalbumu tidak akan terjadi. Perhatikan apa yang saya sampaikan bagimu ini. Semoga Allah membimbing tanganmu! Setiap kali nafsumu berusaha menguasaimu, bersegeralah engkau kepada melaksanakan perintah Rabb-mu dan campakkan keinginanmu sendiri untuk-Nya. Maka pikiran-pikiran dari nafsumu, shaytan, dan setiap masalah akan segera meninggalkanmu. Jika, saat nafsumu berusaha menguasaimu, engkau menyibukkan dirimu dengan pengaturan dan pilihan, dan membiarkan nafsumu melakukan penelitian yang ketat, maka pikiran-pikiran dari nafsumu dan shaytan dengan seluruh pasukan mereka akan terus bertambah, menguasai dan menelikungmu. Lalu tidak ada kebaikan apapun yang engkau peroleh. Engkau hanya akan mendapati keburukan. Semoga Allah menjadikan kita dan kalian menempuh jalan para wali-Nya. Amin.

Shaykh Ibn ‘Ata’illah berkata dalam Hikamnya, “Karena engkau tahu bahwa shaytan tidak pernah membiarkanmu, maka jangan tidak acuh pada ‘Dia yang memegang ubun-ubunnya.’” Mursyid kami, semoga Allah rida padanya, berkata, “Serangan sebenarnya atas musuh adalah kesibukanmu dengan cintanya Sang Kekasih.” Kami katakan bahwa segala kebaikan ada dalam zikir pada Allah. Jalan setapaknya kepada-Nya adalah melalui pintu kesederhanaan pada dunia ini dan mengasingkan diri dari khalayak ramai, dan pengabaian pada yang lahir dan yang batin. “Tidak ada yang lebih baik dalam menolong qalbu daripada tetirah*nya dimana qalbu memasuki arena tafakur,” sebagaimana dikatakan Shaykh Ibn ‘Ata’illah, semoga Allah rida padanya, dalam kitab Hikamnya. Kami berkata, semoga Allah rida pada kita! “Tidak ada yang lebih baik dalam menolong qalbu daripada zuhud pada dunia ini dan duduk di hadirat awliya, semoga Allah rida pada mereka.” Sedangkan mengenai wirid yang kami peroleh dari Mursyid kami, semoga Allah rida padanya! sudah kami sampaikan petunjuknya.

Menjungkirbalikan kedudukan nafsu, menurut kami dan para shuyukh kami dan seluruh shuyukh tariqa, adalah syarat yang diperlukan. Salah satu dari mereka berkata, semoga Allah rida pada mereka, “Apa yang tidak engkau sukai dariku adalah apa yang diinginkan qalbuku.” Hanya saja faqir, engkau hanya bisa mengatakan itu kepada orang lain setelah engkau lebih dulu mengatakannya pada dirimu sendiri dan menjadikan nafsumu berjalan di jalan itu dan bukan yang lain.
Salam.

 


Catatan :

*) te·ti·rah v 1 pergi ke tempat lain dan tinggal sementara waktu (untuk memulihkan kesehatan dan sebagainya): kalau kesehatanmu belum membaik sebaiknya — ke daerah pegunungan;2 cak pergi mengungsi