Saudara-saudaraku, perihal yang membawa berbagai manfaat dan keuntungan bagi kita ialah niat baik, sangka baik, dan berserah kepada hamba-hamba Allah tanpa mendekatkan dia yang jauh atau menjauhkan dia yang dekat. Allah Ta’ala berfirman, “Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Rabbmu kecuali Dia sendiri…” (Surat 74 ayat 31). Yang Maha Perkasa, Subhanahu wa Ta’ala, tidaklah lemah dalam segala sesuatunya. Berapa banyak (hamba yang) keras seperti batu atau lebih keras lagi, namun mata air hikmah menyembur dari kalbu dan lidah mereka. Ini perihal yang masyhur. Allah Ta’ala berfirman, “Padahal, dari batu-batu itu pasti ada sungai-sungai yang (airnya) memancar daripadanya. Ada pula yang terbelah, lalu keluarlah mata air darinya. Dan ada pula yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah…” (Surat 2 ayat 74).

Saudara-saudaraku, saksikanlah bahwa saya menerima pernyataan Shaykh Abu’l Abbas Sayyidi Ahmad Zaruq al-Fasi. Beliau berkata, “Tidak ada lagi shaykh setelah yang ini kecuali bahwa kami tidak menyukainya dan berpendapat bahwa ia tidak layak. Kami tidak suka mendengar hal ini sudah sepanjang lima puluh tahun.” Saya kini memahami arti sesungguhnya. Alhamdulillah wa shukrulillah! Allah Maha Tahu, kiranya itu berarti bahwa ketika beliau, semoga Allah meridainya, melihat sudah sedemikian banyaknya para pembual yang mengaku bahwa mereka itu shaykh padahal tidak seorangpun dari mereka mengenali derajat shaykh atau derajat murid, hal itu membuatnya murung dan mengerutkan hatinya. Lalu beliau mengucapkan apa yang diucapkannya. Allah menjadikan kata-katanya tepat sasaran dan kuat melalui limpahan karunia-Nya bagi hamba-hamba sepertinya. Kami berlindung kepada Allah dari berpendapat bahwa niatnya itu seperti yang dipahami oleh mereka yang jahil. Yaitu bahwa para shaykh yang mursyid itu telah habis dan kini hanya ada para pembual yang tersisa di dunia. Mereka yang jahil itu tidak mendengar firman Allah Ta’ala, “Ayat yang Kami batalkan atau Kami hilangkan dari ingatan, pasti Kami ganti dengan yang lebih baik atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu tahu bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu? Tidakkah kamu tahu bahwa Allah pemilik kerajaan langit dan bumi?” (Surat Al-Baqarah ayat 106-107). Allah Ta’ala berfirman, “Mereka hendak memadamkan cahaya (din) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, malah berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukainya.” (Surat At-Taubah ayat 32)

Saudara-saudaraku, ketahuilah bahwa saya berpendapat bahwa siapa saja yang memahami perkataan Shaykh Sayyidi Ahmad Zaruq berbeda dari apa yang kami pahami, maka ia itu jahil, kecewa, dalam kerugian dan celaka. Ia tidak tahu bahwa jika hanya ada satu shaykh saja di dunia ini, maka beliau itu sudah cukup bagi seluruh hamba makhluk yang ada di dunia karena beliau itu layaknya matahari yang menyinari semua orang. Tidak cukup bagimu untuk sekedar membersamai para shaykh kecuali jika dia seseorang yang benar-benar seorang shaykh sejati. Ini pendapat kami dan itu pendapat kebanyakan orang, dan Allah Maha Tahu.
Salam.