Jika engkau memperbanyak zikir seperti yang telah kami beritahukan kepadamu itu, Allah akan menambahkan kedekatanmu kepada-Nya. Berhati-hati agar tidak melaksanakannya demikian banyaknya sehingga engkau menjadi lelah dan mengendurkannya karena Nabi sallallahu ‘alayhi wasalam bersabda, “Lakukan sebanyak yang engkau mampu lakukan. Allah tidak akan kehilangan perhatian sehingga engkau kehilangan minat.”

Berhati-hati atas tipudaya kelaparan dan kekenyangan. Seringkali perut yang kosong lebih baik daripada gangguan pencernaan.

Itu dikatakan oleh Sayyidi al-Busiri, semoga Allah meridainya, dalam kitab Burda. Jika yang batiniah – dan itulah hati – sudah menanggalkan (tajrid) secara hakikatnya, maka lahiriahnya juga akan menanggalkan. Wilayah tiap-tiap kami tidak akan sempurna kecuali jika apa yang ada pada batiniah kami ada pada lahiriah kami, dan apa yang ada pada lahiriah kami ada pada batiniah kami. Tidak ada keraguan bahwa mereka yang telah tertanggalkan lahiriah dan batiniahnya adalah termasuk Ahli Allah, atau kita bisa katakan, termasuk ahli tarekat, semoga Allah meridai mereka. Tafakur mereka lebih kuat dari tafakurnya mereka yang terlibat dengan usaha-usaha, dan maqam mereka lebih tinggi dari maqam tersebut. Ia tumbuh dari membebaskan yang batin dan membebaskan yang lahir. Tidak ada keraguan bahwa yang lahiriah mengikuti din-nya yang batiniah, dan mendapat keuntungan atau kerugian karenanya sebab itu adalah akarnya. Nabi sallallahu ‘alayhi wasalam bersabda, “Ada segumpal daging dalam tubuh. Jika ia sehat, seluruh tubuh sehat. Jika ia rusak, seluruh tubuh rusak. Itulah hati.” Ibn ‘Ata’allah berkata dalam Hikam: “Segala sesuatu yang tersimpan jauh dalam gudangnya rahasia-rahasia gaib pasti akan mewujud di dunia lahiriah yang tampak.”

Itulah yang menggerakkan kami kepada menanggalkan, dan itulah yang telah menggerakkan orang-orang lain kepadanya. Tidak ada keraguan bahwa itu adalah sebuah maqam yang tinggi. Sidi Ibn ‘Ata’llah, semoga Allah meridainya, menyebutnya sebagai himma – ‘aspirasi yang tinggi’. Beliau berkata dalam Hikam, “Keinginanmu untuk menanggalkan segala urusan duniawi ketika Allah sudah menetapkan bagimu, adalah sebuah syahwat tersembunyi. Dan keinginanmu untuk terlibat dalam urusan duniawi ketika Allah sudah menanggalkanmu darinya adalah sebuah kejatuhan dari aspirasi yang tinggi.” Kami menginginkan agar engkau melupakan nafsumu, penanggalan, usaha dan segala sesuatu, demi Rabb-mu. Semoga Allah membimbingmu! Jika engkau memiliki ketetapan teguh tentang hal itu, maka bertawakalah kepada Allah karena kecemerlanganmu akan diperkuat melalui penanggalanmu dari pekerjaan-pekerjaanmu. Jika itu menguat, keyakinanmu menguat. Jika itu menguat, himmamu menguat. Engkau mencapai Rabb-mu dengan himma yang tinggi. Mencapainya engkau pada Rabb-mu adalah mencapainya engkau pada ilmu-Nya.

Salam.