Sejauh yang kami pedulikan, tidak ada seorang pun yang tiba pada amal salih dan yang seharmoni dengan Sunah dan Kitab sebagaimana dia yang membuang jauh dan tidak memuliakan nafsunya. Dia merendahkan dan tidak memuliakan nafsunya karena itulah musuh terburuk kita. Salah seorang junjungan kita, semoga Allah meridai mereka, berkata, “Nafsu itulah musuh terburukmu dan pemimpin kehancuranmu. Setan hanya bisa menggodamu melalui berbagai syahwatnya dan engkau bergegas menuju kedurhakaan karena kejahilannya. Nafsu itu serupa gua kegelapan, ardi* syahwat, harta kejahilan, dan mata air kemalasan. Jika nafsu mengaku-aku sebagai ikhlas sejati, dia berdusta. Jika engkau mengawasinya, dia terungkap. Jika engkau berusaha meluruskannya, dia berbengkok. Jika engkau ramah kepadanya, dia mencari tempat berlindung yang aman. Jika engkau mengendalikan tali kekang padanya, dia bertekuk lutut. Satu-satunya penyembuh baginya ialah dengan menentangnya dan mencambuknya melalui daya pemeriksaan ketat padanya.”
Shaykh al-Majdhub berkata tentangnya:
“Nafsu, jika aku aman darimu,
Tak ada musuh yang menggangguku.
Ya Rabbi, jika aku durhaka pada-Mu,
bumi mana yang akan menaungiku?”
Salam.
Catatan :
*) 1ar·di kl n gunung
2ar·di kl n bumi; tanah