Saya membeli daging di Bab as-Silsala tetapi ternyata saya tidak punya cukup uang untuk membelinya. Saya masih memerlukan dua mawzana (koin tembaga/seperti fulus) lagi. Saya berkata ke tukang dagingnya, “Berikan dagingnya padaku.” Ia menjawab, “Kapan engkau akan melunasinya?” Saya bersiap menanggungnya sendiri dan berkata, “Besok, Insya Allah.” Lalu saya teringat untuk bergantung kepada Yang Maha Kuasa, maka saya berkata kepadanya, “Sekarang, kami akan berikan kekurangannya sekarang, maka berikan dagingnya padaku.”

Kemudian saya beranjak darinya, lalu seorang pria tiba-tiba melemparkan koin dua mawzana ke tanganku dan segera melintas pergi. Sir-nya bergantung pada Yang Maha Kuasa terwujud padaku. Andainya diri saya yang daif ini berusaha menanggungnya, hutang itu pasti akan berlangsung lama sekali, dan bahkan mungkin saja menjadi tanggunganku hingga Akhirat kelak.
Salam.