Saudara-saudaraku, din ialah nasehat baik. Saya menyeru kalian dengan kuat dalam apa-apa yang telah saya rekomendasikan pada kalian, nasehatkan pada kalian, dan katakan pada kalian, agar tidak menyisihkan zikir pada Rabb kalian sebagaimana kalian telah diperintahkan melakukannya sambil “berdiri, duduk, dan berbaring” dan di segala keadaan. Kalian, kita dan siapa pun, siapapun dia, hanya membutuhkan itu.
Kalian sungguh-sungguh harus mendengarkan apa yang saya sampaikan. Jangan lupakan itu. Jangan tidak pedulikan itu. Jangan lalai padanya. Saudara-saudaraku, selama lima puluh lima tahun saya telah berkata kepada sebagian saudara-saudara, “Tiap-tiap pribadi memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda-beda, padahal sesungguhnya dalam hakikatnya, mereka semua hanya memiliki satu kebutuhan. Yaitu benar-benar melakukan zikir pada Allah. Jika mereka memperolehinya, mereka tidak akan pernah kekurangan suatu apapun jua, sekalipun jika mereka tidak sungguh-sungguh memilikinya. Allah ialah penjamin apa yang kami katakan.”
Bertahun-tahun lalu sesudahnya sesuai kehendak Allah, saya menemukan di kitab at-Tahbir karya Imam Abu’l-Qasim al-Qushayri tentang Asma-Asma Terindah Allah bahwa beliau bercerita tentang seorang murid yang berkata pada Mursyidnya, “Shaykh, kami perlu makanan!” Shaykhnya berkata, “Allah!” Lalu muridnya berkata lagi, “Kami butuh makanan!” Beliau menjawab, “Kita butuh Allah!” Kemudian sepanjang yang dikehendaki Allah, saya temukan di kitab Hikam karya Ibn Ata’allah, “Apakah yang sudah diperoleh dia yang tak mendapatkan-Mu? Apakah yang tidak dimiliki dia yang telah menemukan-Mu? Siapa saja yang rida dengan selain-Mu itu sungguh telah disisihkan. Siapa pun yang menginginkan berpaling menjauh dari-Mu itu merugi.”
Kalian haruslah benar-benar teguh dalam zikir kalian pada Rabb kalian sebagaimana Ia telah memerintahkanmu. Pegang teguh dinmu dengan usaha terkuatmu. Maka Allah Ta’ala akan membukakan mata batinmu dan mencemerlangkan sirmu. Waspada! Sekali lagi waspada dari percaya bahwa jika seorang insan sungguh-sungguh melaksanakan zikir pada Allah, maka ia tidak akan rida dengan hal itu. Waspada untuk mempercayai hal itu karena sungguh-sungguh tidak mungkin kasusnya begitu.
Semoga Allah merahmati kalian! Semoga Ia meridai kalian! Ketahuilah bahwa saya menantikan seorang faqir yang saya kasihi untuk berkata pada saya, Dari manakah engkau memperoleh pernyataan ini? Maksudnya pernyataan ini: “Setiap pribadi memiliki banyak kebutuhan yang berbeda-beda padahal sesungguhnya pada hakikatnya, mereka semuanya hanya memiliki satu kebutuhan. Yaitu sungguh-sungguh melakukan zikir pada Allah. Jika mereka memperolehinya, mereka tidak akan pernah kekurangan apapun, walaupun mereka sungguh-sungguh tak memilikinya.”
Tidak seorang pun fuqara yang saya kasihi atau yang lain berkata padaku, Dari mana engkau memperoleh pernyataan ini? Jika pertanyaan itu disampaikan padaku, saya akan menjawabnya sebagai berikut:
“Ketika saya masih muda, saya sungguh-sungguh sepenuhnya telah dibawa ke hadirat Rabb-ku sekitar sepuluh tahun setelah saya akil balig. Kala itu saya bukan saya, saya ialah selain saya setelah saya menjadi saya. Allah merubah ketidakmampuanku dengan daya-Nya, kelemahanku dengan kekuatan-Nya, kemiskinanku dengan kekayaan-Nya, kebodohanku dengan ilmu-Nya, dan kerendahanku dengan kuasa-Nya. Dia meliputi sifatku dengan sifat-Nya, dan kualitasku dengan kualitas-Nya. Sehingga aku bukanlah aku. Disebutkan dalam sebuah hadis dari Rasulallah, sallallahu ‘alayhi wassalam, “Hamba-Ku terus mendekat kepada-Ku dengan amal-amal sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya, Aku-lah dia.” Sebagian dari yang apa yang saya peroleh ialah aku menceburkan diri dalam ilmu. Aku menjadi satu samudera luas. Andai aku ditanya seribu pertanyaan, saya akan menjawab semuanya dengan jawaban yang tepat sasaran. Saya telah menjadi seperti lampu. Bahkan jika semua lampu disulut dariku, lampuku tidak akan berkurang sedikitpun. Allah ialah penjamin apa yang kami katakan. Allah ialah penjamin apa yang kami katakan. Allah ialah penjamin apa yang kami katakan.
Salam.