Petikan Surat 64, Surat Mawlay Al-Arabi Ad-Darqawi, semoga Allah meridainya:
Betapa luar biasanya! Seseorang dipenjara di persada Islam sementara dia sendiri bersedih atas seseorang yang dipenjara di persada kufur. Dia sendiri tidak menyadari keterpenjaraannya di negerinya sendiri, serta kenyataan bahwa dia bersedih dan menangisi mereka yang lain walaupun seharusnya dan sudah sepantasnya dia harus berduka dan menangisi kondisi dirinya sendiri. Betapa memalukan kondisi seseorang yang berada dalam tahanan musuhnya sementara dia sendiri tidak menyadarinya, bahkan lebih buruk lagi jika dia menyadarinya dan tidak mau membayar tebusan bagi dirinya sendiri! Lebih lebih memalukan ialah kondisi dia yang telah hidup berusia panjang dan tidak mau menebus dirinya. Dia tetap menjadi tawanan musuhnya hingga dia wafat sembari dalam penguasaan musuhnya. Rijal berakal tidak perlu berduka atas tawanan-tawanan kaum Nasrani hingga dia sendiri tidak lagi menjadi tawanan dunia ini, nafsunya, setan Allah melaknatnya! atau bisa kami katakan, ilusi/angan-angan.
“Aku disakiti oleh empat yang terus menyerangku
dengan berbagai anak panah dari busur yang tegang.
Iblis, dunia ini, nafsu, dan syahwat.
Ya Rabbi! Engkau Maha Kuasa untuk menolong (ku).”
Faqir, jika engkau telah menebus dirimu dari tangan-tangan musuhmu yang terus ada besertamu, maka engkau bisa berduka atas berbagai tawanan kaum Nasrani, lalu menjadi khawatir dan bersedih karena mereka. Engkau boleh menangisi mereka hingga matamu menjadi merah atau putih. Tidak ada salahnya dengan yang begitu dan engkau akan memperoleh ganjaran besar dan pahala mulia.
Salam.