Sebagaimana kalian mencintaiku, kami pun mencintai kalian. Allah yang menjamin perkataan kami. Semoga Allah merahmati kalian! Kami ingin agar kalian selalu mendekati rahmat. Kami katakan, agar selalu tenggelam dalam rahmat. Rasulallah, sallallahu ‘alayhi wassalam, ialah sumber rahmat itu. Mendekatlah pada Baginda dengan memperbanyak salawat padanya, sallallahu ‘alayhi wassalam, seperti yang kami katakan beberapa hari lalu. Menjauhlah dan jangan mendekati segala yang mengalihkan perhatian kalian dari Rabb kalian. Abaikan semampunya lahir batin kalian. Di antara manfaat mengabaikannya ialah munculnya karamah. Telah jelas bagi diriku bahwa siapapun yang rida dengan sedikit dunia, selalu menyapih nafsunya dari dunia, dan mengabaikan lahir batinnya, melaksanakan salat wajib dan yang sunah muakad, lalu meninggalkan apa yang bukan urusannya, demi Allah, dia itu dalam pelukan sunah Muhammad, sallallahu ‘alayhi wassalam. Siapapun yang tidak demikian – dan jumlahnya banyak – tidaklah meneladani sunah, dan Allah Maha Tahu.

Rahmat agung akan melimpahi kehidupan, InsyaAllah, sebagaimana telah melimpahi kehidupan di masa-masa al-Junayd, al-Ghazali, ash-Shadhili, al-Hatimi, dan yang seperti mereka, semoga Allah meridai mereka. Kedudukan mereka semua itu di kehidupan layaknya permata suci seperti hati dalam jasad. Karena itu, sifat-sifat baik mereka mewujud di kehidupan hingga wujud pula berbagai amal salihnya. Jika hati dipenuhi sifat-sifat baik, maka sudah pasti sifat-sifat baik itu mewujud di jasadnya. Jika hati dipenuhi sifat-sifat buruk, maka sudah pasti sifat-sifat buruk itu akan wujud di jasadnya. Inilah adatnya.
Salam.