Faqir, perhatikan! Jika seseorang di antara kalian memperoleh keramat, maka saya ingatkan agar dia berjaga agar tidak terjatuh ke dalam perkara-perkara yang haram dan makruh sehingga hakikat cemerlangnya berubah menjadi hakikat gelap sebagaimana telah terjadi kepada banyak ahli Tarekat. Saya menyaksikan salah sorang di antara mereka tanpa peduli tergelincir di atas Syari’at Muhammad. Saya berkata padanya, “Bertakwalah pada Rabb-mu!” Dia menjawab, “Allah begitulah Dia.” Hanya saja, nafsunya itu serupa Fir’aun dan Nimrod (Namrud) Tiada daya dan kuasa kecuali milik Allah Maha Tinggi Maha Agung. Tidak diperbolehkan seorang faqir atau siapa pun berlaku demikian kecuali jika dirinya dikuasai kemabukan sehingga dirinya kehilangan inderanya sedemikian rupa hingga mereka tidak sadar sama sekali, seperti wali masyhur, Abu’l-Hasan Sidi Ali ibn Hamdush di Zarhun atau seperti wali masyhur sharif Abu Abdullah Sidi Muhammad ibn Ali ibn Raysun al-Alami di Tazrut, dan yang seperti mereka, semoga Allah meridai mereka semua. Siapapun yang terlepas dari inderanya ke dalam tafakur keagungan Rabb-nya serupa dengan para wali tersebut, dan dia dimaafkan dan tidak dihukum karena seorang pembunuh wajib membayar diyat. Sedangkan dia yang nafsunya seperti Fir’aun dan Nimrod, tidak dimaafkan menurut Syari’at. Dia dihukum dengan teguran keras kecuali jika tidak ada seorang pun bersamanya untuk mencegahnya. Maka urusannya menjadi kewenangan Allah. Jika dia berlaku seperti itu tanpa mengikuti Syari’at, maka dia serupa Fir’aun, Nimrod atau Abu Jahal. Mereka ini serupa. Di antara mereka, satu sama lain tidak ada yang lebih baik. Semoga Allah menolong batin kita dan lahir kita dari segala kesalahan!
Salam.