Yang lahiriah telah menguasai khalayak dan mencengkeram hati dan jasad mereka. Kondisi ini membuat mereka tuli, jahil, dan buta walaupun masih hadir keberadaan ulama, salihin, dan para amir. Sangat sedikit di antara mereka yang selamat dari kondisi ini. Kebanyakannya menceburkan diri mereka padanya sehingga mereka dipenuhinya semata dan sibuk hanya dengan kondisi ini. Hanya itu yang mereka kenali. Seakan-akan Allah Ta’ala tidak memberi mereka maknawi apapun walau Dia Subhanallah telah menjadikan tiap-tiap mereka bagian dari makna-makna sebagaimana samudera memiliki arus gelombangnya. Demi Allah, andainya mereka tahu ini, mereka tidak akan menyibukkan dirinya dengan berbagai urusan lahiriah sehingga terpalingkan dari berbagai makna. Jika mereka tahu, mereka akan mengenali pada dirinya samudera-samudera tak berpantai. Allah penjamin kami perihal ini.

Jika kalian bertanya, “Bagaimana ini bisa berlaku pada khalayak sedemikian rupa sehingga hati dan jasad mereka terkuasai begitu padahal mereka masih memiliki para ulama, salihin dan amirnya?” Saya jawab: “Ini terjadi pada semua kecuali pada pengecualian yang amat khusus. Yang khusus itu tidak ada aturan umumnya. Saya mendengar Junjungan kita, semoga Allah meridainya, berkata, ‘Keduniawian telah menyisipkan diri kepada ilmunya ulama dan kemiskinannya para fakir. Lalu itu melucuti mereka dari hakikat apa yang mereka miliki.’ Perihalnya sesuai apa yang beliau, semoga Allah meridainya, sampaikan”.
Salam.