Bagi para wali yang sempurna, semoga Allah meridai mereka, jalal itu sama dengan jamal karena bagi mereka, jalal itu Zat dan jamal itu Sifat-Sifat. Bagaimana engkau mampu membedakan antara jalal atau jamal, atau dapat kami katakan Zat dan Sifat-Sifat ketika engkau menyaksikan kekuasaan pada kehinaan, kekuatan pada kelemahan, pemberian pada penahanan, berkah pada musibah, hidup pada mati, bahagia pada sengsara, si kekasih pada si musuh, dan yang besar pada yang kecil?
Seorang rijal berkata pada Shaykh Dhu’n-Nun al-Misri, semoga Allah rida padanya, “Tunjukkan padaku Ismul Adhim!” Beliau menegurnya dan berkata, “Tunjukkan nama terendah dan saya akan tunjukkan Ismul Adhim!” sebab beliau, semoga Allah meridainya, hanya menyaksikkan keagungan dan kemuliaan. Mereka terwujud pada apa yang tersembunyi dan mereka tersembunyi pada yang terwujud. Mereka itu perwujudan dan mereka itu ketersembunyian. Mereka itu dekat pada yang jauh dan jauh pada yang dekat. Mereka itu kedekatan dan mereka itu kejauhan. Mereka itu tinggi pada yang rendah dan rendah pada yang tinggi. Mereka itu ketinggian dan mereka itu kerendahan. Mereka itu besar pada yang kecil dan kecil pada yang besar. Mereka itu kebesaran dan mereka itu kekecilan. Mereka itu kuat pada yang lemah dan lemah pada yang kuat. Mereka itu kelemahan dan mereka itu kekuatan. Mereka itu yang sebelah atas dan mereka itu yang sebelah bawah. Mereka itu keterpisahan dan mereka itu kebersatuan. Mereka itu bagian dan mereka itu seluruhnya. Mereka bermacam-macam bersama setiap macam makhluk ciptaan, apakah macamnya – atau bisa kita katakan, bendanya – itu di atas dan di bawah, atau tinggi atau rendah, berbicara atau tidak bicara, diam atau tidak diam, dikenali atau tidak dikenali, dan sebagainya.
“Kekasihku meliputi keberadaan.
Dia telah tampil pada yang putih dan yang hitam.
Pada yang nasrani dan yahudi,
pada babi-babi dan monyet-monyet,
Dan pada huruf-huruf yang bertitik-titik.
Apakah kalian bisa memahamiku? Apakah kalian bisa memahamiku?”
Itulah yang dikatakan wali masyhur, arifin mulia, Abu’l-Hasan Sidi Ali ash-Shushtari, semoga Allah meridainya dan memberi kita manfaat dari berkahnya dan berkah para sahabatnya!
Salam.