Semoga Allah merahmatimu! Ambilah apa yang akan membunuh nafsumu dan memberi kehidupan bagi qalbumu. Akar dari hal-hal baik terletak dalam membebaskan qalbu dari mencintai dunia ini sebagaimana akar dari hal-hal buruk terletak dalam memenuhi qalbu dengan mencintai dunia ini. Saya telah menulis kepada salah seorang saudara: “Penyebab penyimpangan dari amal salih adalah mencintai dunia ini. Seseorang yang berpaling menghadap kepadanya dengan qalbu dan anggota tubuhnya adalah dia yang berpaling membelakangi Allah dengan qalbu dan anggota tubuhnya. Seseorang yang berpaling membelakangi Allah dengan qalbu dan anggota tubuhnya adalah dia yang sungguh sangat asusila tersesat dan seorang pelaku keburukan yang besar. Jika saja bukan karena imannya teguh di dalam qalbunya, kami pasti telah menghukuminya sebagai seorang kafir.”
Semoga Allah merahmatimu! Ambilah apa yang akan membunuhmu nafsumu dan memberikan kehidupan pada qalbumu karena tak ada jalan bagi kita untuk mencapai hadirat Rabb kita kecuali melalui matinya nafsu kita, terlepas dari apapun yang kita lakukan. Shaykh, wali Allah Ta’ala, Sayyidi Abu Madyan, semoga Allah rida padanya! berkata, “Sesiapa yang tidak mati, tidak menyaksikan Allah.”
Salah seorang saudara mengeluh pada kami tentang seseorang yang bersikap memusuhinya dengan tidak adil. Kami katakan padanya, “Jika engkau berniat membunuh dia yang menzalimimu, maka bunuhlah nafsumu. Jika engkau membunuh nafsumu, engkau akan membunuh seluruh yang menzalimimu dengan sekali hantam. Semoga laknat Allah ditimpakan pada mereka yang berbohong!”
Lalu kami berkata kepada salah satu di antara mereka, “Kekecewaan, seluruh kekecewaan adalah jika bentuk dari nafsumu muncul kepadamu dan selanjutnya tempat tinggalnya masih dipenuhinya dan jejak-jejaknya belum dipunahkan seluruhnya. Engkau harus terus membebaninya dengan apa pun yang berat baginya hingga engkau membunuhnya karena hidupnya qalbu terletak pada terbunuhnya nafsu itu sebagaimana salah seorang mursyid berkata, “Hidupnya qalbu hanya dengan terbunuhnya nafsu.” Salah seorang di antara mursyid berkata, “Cinta adalah seorang pengantin, dan nafsu adalah maharnya. Qalbu hanya akan hidup setelah matinya nafsu.” Masih banyak pernyataan yang serupa dengan itu.
Saat seseorang di antara mereka memukul seorang yahudi karena kesombongan, ketidakadilan, dan kezalimannya, dan bercerita kepada kami tentangnya, kami berkata padanya, “Jangan memukuli seorang yahudi atau kristen atau yang lainnya. Jika harus ada pukulan maka pukulilah nafsumu, dan terus pukuli hingga engkau membunuhnya. Jangan biarkan hidup walau hanya seekor ular pun.” Kami menginginkan saudara-saudara kami seperti itu karena seluruh kesalahan berada pada faqir dengan nafsu yang hidup. Sedang bagi faqir yang nafsunya sudah mati, ia aman dari kesalahan-kesalahan dan ia senantiasa melihat alam-alam gaib. Ia adalah pimpinan seluruh khalayak terlepas dari mereka. Allah Ta’ala telah mengkaruniainya.
Kami menyeru kalian dengan semampu-mampunya untuk senantiasa berada dalam kebersihan, kesederhanaan, dan kecukupan. Sesungguhnya, tak seorang pun menjadi zuhud kecuali jika dia telah membunuh nafsunya dan mengenali Rabb-nya. Barang siapa yang belum melakukan itu, ia belum menjadi zuhud. Menyatukan perhatian pada Allah menyatukan seseorang pada Allah. Menyatukan perhatian pada selain Allah menyatukan seseorang pada selain Allah. Kita berlindung pada Allah dari keberadaan selain Allah bersama Allah! Allah ada, dan tak ada sesuatu pun bersama-Nya. Ia begini sebagaimana Ia adanya.
Salam.