Jika kalian ingin dibersihkan dari keragu-raguan dan ilusi, maka senantiasalah diperkuat dengan Sunnah Rasul, sallallahu ‘alayhi wassalam. Salah satu perkara pentingnya adalah untuk membersihkan semua bekas-bekas urin. Jangan melakukan wudu hingga engkau tidak ragu-ragu lagi sudah membersihkan urinmu. Jika kalian menginginkan untuk yakin tentang itu, karena itu disyaratkan, maka Sunnah itu memadai untuk menjadikan perkara itu mudah bagimu. Jika kalian memenuhi perutmu, itu akan membuat dirimu merasa terlalu sukar untuk berdiri atau merunduk karena demikianlah biasanya bagi kita dan kebanyakan orang. Kalian tidak mampu melakukannya karena kalian memiliki terlalu banyak urin dan feses. Karena mereka begitu banyaknya bagimu, engkau akan merasa sulit untuk membebaskan dirimu dari urin dan senantiasa berwudu setiap saat. Jika kalian merasa sulit untuk membebaskan dirimu dari urin, engkau merasa sulit untuk sholat. Jika kalian merasa sulit melaksanakan sholat, kalian dapati melaksanakan deen itu sulit. Ganjaran kami dan ganjaran kalian bergantung pada Allah, Rabbal Alamin.

Jika kalian menginginkan terbebas dari nafsumu sendiri, maka hentikanlah pembicaraan mereka ketika ia berbisik kepadamu, dan jangan menengok kepadanya. Ia berusaha menguasaimu dan tidak akan membiarkanmu sendirian. Sebagai contoh, nafsu itu berkata kepadamu, “Kamu ini termasuk para pecundang!” Jangan biarkan kata-katanya mengganggumu atau mengejutkanmu, apapun yang dikatakannya. Tetaplah duduk jika engkau sedang duduk, tetap berdiri jika engkau sedang berdiri, tetap rebahan jika engkau sedang rebahan, tetap makan jika engkau sedang makan, tetap minum jika engkau sedang minum, tetap tertawa jika engkau sedang tertawa, tetap sholat jika engkau sedang sholat, tetap mengaji jika engkau sedang mengaji, dan sebagainya. Jangan mendengarkannya kecuali jika nafsu itu berkata kepadamu, “Engkau termasuk mukmin, atau salah seorang yang arif, atau berada dalam genggaman Allah, dan Karunia dan Kasih sayang-Nya amat besar.” Nafsu itu tidak akan berhenti berbisik kepadamu hingga engkau senantiasa teguh berada dalam kondisi seperti tersebut di atas dan meraih kekuatanmu dari Sunnah Muhammad sallallahu ‘alayhi wassalam. Jika engkau mendengarkan perkataannya, nafsumu itu akan berkata padamu, “Engkau ini termasuk salah seorang pecundang,” lalu berkata termasuk salah seorang pelaku kejahatan, lalu sebagai seorang yang meninggalkan jalan lurus, dan seandainya kufur itu bukanlah musibah terbesar, maka nafsu itu akan mengatakan bahwa engkau itu salah seorang yang kafir atau yang lebih buruk lagi.

Ada saudara kami, semoga Allah merahmatinya, yang terbiasa mendengarkan perkataan nafsunya. Dan ia meyakininya dan menjadi sangat khawatir dan menjadi sedih karenanya. Suatu hari ia berkata kepada ayah kami, semoga Allah merahmati beliau, dimana beliau dan saya sedang bersamanya, “Demi Allah, ya ayahku, kami berpikir bahwa kapal kami sudah hancur lebur berkeping-keping.” Ayahku berkata, “Bagaimana engkau bisa berkata begitu! Demi Allah, kapalmu tidak hancur berkeping-keping! Kapalmu utuh sebagaimana adanya. Engkau menghancurkannya berkeping-keping dengan perkataan mulutmu!” Perkataan tersebut membuatku sangat gembira dan karena kata-kata tersebut saya berangkat berjalan menuju Allah dengan sepenuh tenaga.

Kami saksikan banyak orang dengan keberkahan sempurna dan paripurna iman, kesehatan, makanan, minuman, pakaian, hewan-hewan yang tunggangan, istri-istri, kesejahteran yang melimpah dan berbagai nikmat Allah. Hanya saja mereka ini senantiasa khawatir, berdukacita dan merasa gundah. Itu karena mereka lalai pada Rabb mereka dan hanya mengingati bagian mereka sendiri. Seandainya mereka tidak sibuk dengan bagian mereka sendiri dan berpaling menghadap kepada Rabb mereka sebagaimana mereka telah diperintahkan-Nya, segala kemalangan akan meninggalkan mereka karena hanya orang-orang yang lalai yang memperolehinya. Sedangkan bagi orang-orang yang berzikir, telah sampai kepada kami bahwa “sambaran petir tidak akan mengenai dia yang berzikir.”

Saudaraku, tetap mantaplah dalam pengajaran ini dan berpegang teguhlah padanya jika engkau ingin Tarekatnya berlaku pada seluruh makhluk. Jika tidak, maka makhluk akan membuatnya berlaku padamu sebagaimana ia telah berlaku kepada sahabat-sahabatmu. Jika engkau tidak membuatnya berlaku pada makhluk, maka makhluk akan membuatnya berlaku padamu. Junjungan kami, semoga Allah meridhainya, biasa berkata kepada kami, “Makhluk ciptaan itu senantiasa berkata dengan kondisi lidahnya, ‘Hantam!’ Jika tidak begitu, maka julurkan lehermu kepadanya dan lihatlah hasilnya!” Urusannya memang sebagaimana yang beliau katakan. Allah mengawasi apa yang kami katakan.

Salam.