Berjagalah dari menjadi rakus terhadap pengajaran setiap orang kecuali jika dia butuh untuk memberikannya. Penanda butuhnya dia kepadamu adalah bahwa dia menjadikan mudah bagimu apa yang ditawarkan dari hadiah-hadiah dari hadirat rabbaniyah yaitu ilmu-ilmu karunia ilahi, dan yang tiba di qalbu yang telah terbebas dari cinta dunia ini dan disucikan dari sifat-sifat cacatnya.

Engkau juga harus merasa puas kepada Rabb-mu. Dia yang puas pada-Nya hanyalah dia yang bermakrifat pada-Nya Subhanahu wa Ta’ala! Tidak mungkin dia yang bermakrifat pada-Nya dengan makrifat penyaksian mata lalu akan berpaling kepada kenikmatan Taman-Taman. Barangsiapa yang mengaku bermakrifat pada Rabb-nya – atau bisa kami katakan telah melihat-Nya – lalu pada saat bersamaan berpaling pada sesuatu selain-Nya, baik besar atau kecil, maka dia itu seorang pembohong. Jika seseorang telah menyaksikan Dia “yang tak ada yang menyerupainya,” [Surat Asy Syuura ayat 11] bagaimana mungkin dia tidak berpaling sepenuhnya dari segala lainnya? Apakah ada keindahan serupa dengan keindahan-Nya? Apakah ada yang lebih diinginkan di dua dunia daripada penyaksian Wajah Rabb-nya? Penyaksian pada-Nya Subhanahu wa Ta’ala tidaklah dimungkinkan ataupun dapat diharapkan bagi siapapun kecuali setelah binasanya nafsu, punahnya ia, kepergiannya, dan matinya, sebagaimana telah kami sampaikan dari para shaykh kami, shaykh mereka, dan seluruh shaykh Tarekat, semoga Allah rida kepada mereka.

Rabb kita tidak bisa disaksikan oleh bentuk-bentuk yang merupakan bahan yang fana. Ia hanya dapat dilihat oleh jiwa-jiwa yang merupakan bahan yang baka, maka pahamilah!

Salam.