Dari nasehat Shaykh Abdalqadir al-Jaylani rahimahullah dalam al-Fath al- Rabbani wa al-Faydh al-Rahmani (Pendar Kearifan, Penerbit Serambi, hal. 42).
Suatu ketika, Shaykh ‘Abd al-Qadir, bicara sangat tegas, bahkan terasa cukup keras, kepada seorang muridnya yang hanya datang kepadanya setahun sekali. Beliau berkata, “Jangan datang kepadaku hanya setahun sekali, atau sebulan sekali, atau seminggu sekali, lalu pulang tanpa mendapatkan secuil pun ilmu dariku, meski sebesar biji sawi. Amalkan ajaranku dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan apa pun dari makhluk, besok di akhirat engkau akan memperoleh ribuan kali lipat dari yang dapat diberikan makhluk. Aku menanggung beban-bebanmu, sementara engkau khawatir aku akan menugaskanmu menanggung bebanku. Padahal Allah cukup bagiku dalam menanggung semua bebanku. Bepergianlah bersamaku seribu tahun untuk mendengarkan satu kalimat saja dariku. Bagaimana mungkin aku bisa melangkah bersamamu sementara engkau sering kali tidak hadir di sisiku? Engkau ini malas, sedikit dungu, dan bodoh. Engkau punya keyakinan bahwa engkau telah diberi sesuatu. Betapa dunia telah menggemukkan orang sepertimu, lalu menelanmu. Dunia telah menggemukkanmu dengan kedudukan dan harta berlimpah, tetapi ia lantas menelanmu. Bila kami melihat harta di dunia, kami tidak berlomba mengambilnya. Ingatlah, kepada Allah semua urusan akan kembali. Semua yang kita peroleh berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Setelah orang ini beranjak meninggalkan tempat duduknya, sebagian murid Shaykh berkata kepadanya, “Engkau menasihatinya terlampau keras.” Shaykh menandaskan, “Bila ia amalkan apa yang kukatakan, ia akan kembali lagi ke sini.”
Dan orang itu pun senantiasa hadir di majelis Shaykh, ia datang kepadanya tidak hanya saat pengajian, lalu duduk dihadapannya dengan ajrih dan rendah hati. Semoga Allah mengucurkan rahmat kepadanya.