Dari kitab The Darqawi Way bagian The Letter from Prison.

Setelah (Mawlay al-Arabi ad-Darqawi, semoga Allah meridainya) memuji Allah, inilah naskah suratnya:

SURAT DARI PENJARA

Kepada seluruh saudara-saudara ahli Allah, para junjungan, para fuqara, assalamualaykum warahmatullahi wabarakatuh.

Saudara-saudaraku, urusan ini milik Allah dan bukan urusan seorang pun yang lain. Apa yang dikehendaki Allah, terjadi. Apa yang tidak dikehendaki Allah, tidak terjadi. Apa yang menimpamu tidak boleh membuatmu menjadi keruh. Ini benar-benar penting. Apa yang telah menimpamu tidak lain ialah apa yang telah menimpa para junjungan kita yang memiliki kedudukan lebih mulia di hadapan Allah daripada diri-diri kita dan yang lainnya. Mereka ialah para Rasul, sallallahu alayhi wassalam alaykum, dan para wali, semoga Allah meridai mereka.

Saudara-saudaraku dan khalayak yang kucintai, bagi kalian semua, jika sesuatu yang menimpa kita belum pernah menimpa mereka, maka selayaknya itu membuat kita susah, gelisah, sedih, khawatir dan takut. Apa yang telah menimpa kita ialah apa yang telah menimpa mereka, karenanya kita bersukacita, gembira, dan merasa lapang. Bahaya menyisih dari kita. Allah penjamin perkataan kami.
Semoga Allah merahmatimu! Ketahuilah bahwa kami memiliki ilmu dari para junjungan kita, para shaykh kita. Allah melapangkan kesempitan kita dengannya. Allah melapangkan dada kami dengannya. Allah menguatkan kelemahan kita dengannya. Allah merubah kekeruhan kita menjadi kebeningan besar dengannya. Allah penjamin perkatan kami.
Saya amat mendesakmu agar engkau memberikan perhatian sungguh-sungguh terhadap Sunna Rasul yang menjadi benteng tidak tertembus terhadap berbagai musibah. Itulah kapal penolong dan harta berbagai sir dan keberkahan. Kalian tidak boleh terpental darinya demi berbagai tempat lain di setiap waktu dan saat hingga keyakinan, yakni kematian, tiba padamu.

Saya sungguh-sungguh menasehatimu untuk benar-benar hadir dalam kalam Allah. “Jika kamu mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun mendapat luka yang serupa. (3:140). Allah Ta’ala berfirman, “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?” (2:214). “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu?” (9:16) “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan… Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (2:177).

Kalian juga haruslah mengingati perkataan ahli Tariqat. Merekalah para shaykh kita dan shaykhnya orang-orang lain, semoga Allah meridai mereka dan memberi kita manfaat dari barakah mereka di dunia ini dan Akhirat. Amin. Mereka berkata, “Para rijal Allah dikenali dari para pria lain dalam berbagai hal-nya.” “Seseorang pria itu dimuliakan atau terhina dalam berbagai cobaan.” Mereka berkata, “Jika seseorang mengaku-aku menyaksikan keindahan sebelum ia memilik adab terhadap kegagahan, tolak dia, karena dia itu seorang penipu.” Rasul, sallallahu alayhi wassalam, bersabda kepada salah seorang Sahabat, dan Allah Maha Tahu: “Apakah engkau setimbang?” Sahabat itu bertanya, “Ya Rasulallah, bagaimanakah agar aku setimbang?” Baginda menjawab, “Ialah jika memberi atau menahan, kuat atau hina, kaya atau miskin, hidup atau mati, tinggi atau rendah itu sama saja bagimu.”

Saya berkata, bahwa sang Sufi ialah dia yang tidak bersedih ketika ia kekurangan sesuatu, besar atau kecil. Ini yang saya katakan, dan ini bukan pernyataan orang lain. Simak jawaban wali Allah Ta’ala Sidi Muhammad Buzayyan, semoga Allah memberi kita manfaat dari barakahnya, kepada seseorang yang berkata kepadanya, “Semoga Allah melindungi untanya!” Beliau berkata, “Semoga Allah meridainya, Alhamdulillah! Kita tidak ketinggalan Dhuhr atau Asr!” Ada juga apa yang beliau katakan kepada dia yang berkata kepadanya, “Sang sultan telah mengadili Sidi fulan bin fulan dan Sidi fulan bin fulan dan menyita harta mereka. Tidakkah engkau takut padanya?” Beliau berkata, “Takut itu kepada Allah. Air dan kiblat adalah dua hal yang tidak bisa dihilangkan siapapun. Yang lainnya boleh diberikan kepada dia yang mencarinya.” Ada lebih banyak perkataan khalayak ahli yang memiliki keyakinan besar, semoga Allah meridai mereka semua dan memberi kami dan kalian manfaat dari keberkahannya.

Kami mendorongmu untuk tidak mengabaikan bersedekah setiap hari dan malam, walaupun hanya dengan setengah buah. Begitu juga dengan berdoa karena itu ialah intisari ibadah. Difirmankan dalam Al Quran yang Agung, Katakanlah: “Rabbku tidak mengindahkan kamu, melainkan kalau ada ibadatmu…” (25:77).
Saya menyarankan kepada kalian agar kalian bersafar kemana pun yang kalian sukai, yaitu tiap-tiap diri harus pergi ke tempatnya. Ini keharusan. Kita berada digenggaman Allah.
Tiada tuhan selain Allah. Tiada tuhan selain Allah. Tiada tuhan hanya Allah. Allah begitu dan Allah demikian. Laa illaha illa Allah.
Alhamdulillah.

Tamat.
ALLAH