Daras Shaykh Moulay Muhammad Mortada el-Boumeshouli tentang Dhikrullah
Botswana, 5 Desember, 2024.
Bismillahirrahmaanirrahiim Laa hawla wala quwatta illa biLlah Aliyil Adhim; Allahumma salli wasalim wabarik ala Sayyidina wa Nabiyyina wa Mawlana Muhammadin al-Musthafa al-Amin, wa ala alihi thayibina thahirin, wa sahabatihi ghura mayamin, wa man tabiahum bi ihsani illa yaumiddin.
Dengan asma Allah Ar-Rahmaan Ar-Rahiim, tiada daya dan kekuatan kecuali Allah Maha Mulia Maha Tinggi. Semoga Allah mencurahkan salam, salawat dan keberkahan pada Junjungan, Nabi dan Mawlana kita, Muhammad Yang Terpilih dan Terpercaya, dan kepada keluarganya yang suci dan mulia, serta para sahabatnya yang cemerlang dan diberkahi, dan siapa saja yang mengikuti mereka dengan ihsan hingga Hari Pembalasan.
Saudara-saudara dan saudari terkasih, kita berada di malam yang penuh berkah, malam Jumat, Jumat. Malam Jumat dan hari Jumat adalah hari terbaik di hadirat Allah Ta’ala. Nabi ﷺ bersabda, “Hari terbaik dimana matahari terbit ialah hari Jum’at.” Dan tidak diragukan bahwa berdiri melaksanakan salat di malam Jum’at ialah satu dari amal ibadah dan mendekat terbaik kepada Allah. Ketika kami mengatakan ‘ihyaa’, yang berarti menghabiskan waktu dalam salat, kata ihyaa itu juga berarti, berarti menghidupkan, karena di waktu selainnya seakan-akan dia mati. Dan hidupnya seluruh alam semesta, hari-hari dan malam-malamnya, ialah dengan dhikrullah. Jika kita membaca di Kitab Allah, kita jumpai berbagai ayat, yang mendorong dan memerintahkan kita melakukan dhikrullah. Allah Ta’ala, berfirman, “Ingatlah Aku dan Aku mengingatmu.” (QS. Al-Baqarah 2:152). Allah juga berfirman, “Dan mengingat Allah itu lebih besar.” (QS. Al-Ankabut 29:45). Allah juga berfirman tentang mereka yang mengingat Allah sambil berdiri dan duduk (QS. Ali-Imran 3:191). Di sini, disebut posisi seseorang atau berdirinya dia yang ber-dhikr, saat Allah berfirman, berdiri dan duduk. Yang maknanya ialah bahwa sang mukmin haruslah mengingati Allah di seluruh kondisi dan situasinya. Baik sedang berdiri atau duduk atau berbaring. Ibu kita, Aisha, radhiallahu’anha, ditanya perihal Nabi ﷺ, dan beliau menjawab, bahwa beliau selalu mengingati Allah di seluruh waktunya. Dhikrullah itu tidak dibatasi tempat atau waktu tertentu. Allah memerintahkan kita untuk ber-dhikr sebanyak-banyaknya. Perintah-Nya kepada kita untuk melakukan sebanyak-banyaknya ialah mengingat Allah. Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab 33:41). Allah juga berfirman, “Laki-laki dan perempuan yang banyak-banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab 33:35).
Shaykh Sidi Muhammad ibn al-Habib, shaykh dari Tarekat Habibiyya, semoga Allah meridainya, penulis diwan ini, kumpulan qasidah yang telah kami sebutkan, di satu qasidahnya yang berjudul Mendorong Dhikrullah (Qasida ke sepuluh, Aya man yurid qurban). Di setiap syair qasidah ini terdapat dalil, baik dari Kitab Allah atau dari Rasul Allah ﷺ. Beliau mengawali qasidahnya dengan mengatakan, ‘Wahai dia yang menginginkan,’ jadi ini bukan kewajiban atau perintah atau amar. Ini haruslah berawal dari keinginan, kemauan. ‘Wahai dia yang menginginkan mendekat pada Allah dengan cepat.’ Sekali kita merasa jauh dari Allah. Dan bani Adam, semuanya pernah berbuat salah. Dan yang sempurna hanyalah Rasul Allah ﷺ dan para Rasul lainnya, alayhim as-salatu wa as-salam. Kita, ahli as-Sunnah wal-Jama’ah, meyakini bahwa hanya para Nabi dan Rasul yang maksum, begitu juga para malaikat Allah. Dan yang selain mereka itu pasti berbuat salah dan lupa.
Nabi ﷺ bersabda, “Seluruh bani Adam berbuat salah.” Semua anak keturunan Sayyidina Adam. Di hadis ini beliau mengumpulkan seluruh insan manusia, seluruh bani Adam. Bahkan para Nabi sebelum mereka dipilih dan meyakini Nubuatnya, menjadi Nabi, beberapa di antaranya melakukan kesalahan. Namun setelah Nubuatnya dan Risalahnya, mereka terlindungi dari melakukan kesalahan. Sayyidina Adam, tidak menaati Allah di Taman Surga. Namun Allah mengampuninya. Dan keterpilihan ini (al-Istifa’) ialah khatam dari kelemahan dan perlindungan dari kesalahan. Sedangkan pintu ampunan itu terbuka. Nabi ﷺ bersabda, “Dia yang terbaik ketika melakukan kesalahan ialah dia yang bertobat.” Jika engkau memutuskan untuk mohon ampun dan bertobat kepada Allah, lalu engkau ingin kembali ke Allah setelah engkau berpaling dari-Nya.
Penulis qasidahnya berkata, ‘Engkau harus melakukan dhikrullah secara terbuka dan sir. Penuhi saat-saatnya dengannya maka engkau segera mendaki puncak Makrifat dengan tafakur suci. Dhikrullah memiliki manfaat amat sangat banyak. Manfaat pertama ialah engkau zuhud terhadap khalayak. Dan engkau akan fana dari nafsumu yang menunda-nundamu dalam safarmu. Karena nafsu itulah yang menunda kita diperjalanan kita kepada Allah. Serta menganjurkan kita melakukan yang salah. Lalu membawa kita menuju kehancuran dan maksiat. Dhikrullah-lah yang menyapihnya. Dhikrullah itu latihan batin akhlak. Itu sebuah perangkat untuk melatih nafsu. Seperti peralatan di belakang saya ini [di belakang Sayyidina Shaykh Mortada terletak seperangkat alat-alat angkat beban/gym], yang digunakan untuk melatih jasmani. Kita bisa menggunakannya untuk menguatkan dan menjadikan tubuh kita kuat. Dan tubuh kita memerlukannya. Dengan cara yang sama, ruh kita membutuhkan latihan. Dan sungguh ruh kita membutuhkan latihan. Jika engkau membiarkannya tidak latihan, maka ia menjadi bakhil. Bakhil melaksanakan ibadah. Karena ia mencegah salat pada waktunya. Lalu mencegah saum sesuai aturannya. Kemudian bakhil membayar zakat. Selanjutnya bakhil perihal pelaksanaan kewajiban Haji, walau telah mampu untuk melaksanakannya.
Semua orang yang dibimbing nafsunya, sedang menempuh jalan kehancuran, karena dia tidak mau melatih dirinya sendiri. Latihan non-fisik. Yaitu mengingat Allah sebanyak-banyaknya, Dhikrullah. Seluruh waktunya mukminin ialah Dhikrullah. Tidak, kita tidak bisa melaksanakan Dhikrullah sedikit saja. Karena mengingat Allah di sedikit waktu itu salah satu tandanya para munafikun. Allah Ta’ala berfirman tentang munafikun bahwa mereka hanya mengingat Allah sedikit saja. “Dan jika berdiri melaksanakan salat, mereka melakukannya dengan malas” [QS. An-Nisa 4:142]. Karena Iman belum lagi memasuki dan menetap selayaknya di kalbu mereka. Padahal kuncinya kalbu ialah mengingati Allah sebanyak-banyaknya.
Sayyidina Shaykh berkata bahwa manfaat Dhikrullah tidak berbatas. Beliau berkata, ‘Wahai saudaraku, berteguhlah dalam ber-dhikir walau hanya di petang dan fajar.’ Kalian haruslah berwirid di pagi dan berwirid di petang. Ini minimumnya. Bagi dia yang sidik, Ahli Dhikr sejati, dia yang sungguh-sungguh mengingat Allah, mengingati Allah di setiap saatnya. Dan dia memiliki seuntai tasbih yang digunakannya membantu mengucapkan Alhamdulillah, dan Laa ilaha illallah dan Subhanallah. Dan jika mereka berkumpul di suatu tempat, bercakap tentang urusan dunia, urusan duniawi, mereka segera melintasinya. Karena perkataan seluruh perkataan terkait dunia ini ialah perkataan yang tidak memiliki berat/remeh. Setiap kata yang yang bukan Dhikrullah tidak berat. Allah berfirman tentang khalayak yang bercakap-cakap perkataan kosong ini, mereka harus dilewati dengan cepat (QS Al-Furqan 25:72). Karena itulah yang disukai nafsu. Memfitnah dan bergibah. Juga bercakap urusan duniawi. Inilah yang disenangi syahwat nafsu itu. Sedangkan kehadiran di majelis Dhikrullah, melatih nafsu dan menjadikannya menyukai dan mencintai mengingati Allah. Selanjutnya Sayyidina Shaykh berkata, Siapa saja yang berpaling dari Dhikrullah, memiliki teman dari golongan setan yang membelokkannya dari safarnya. Ini didasarkan pada Kitab Allah. Jadi jika engkau tidak memiliki sahabat untuk bersama mengingati Allah, maka engkau akan memiliki kawan yang memalingkanmu dari mengingati Allah. Jangan mencari ketenangan dan ketentraman kalbu dalam harta atau perkara-perkara lain. Kalbu hanya akan tenang dan tenteram dengan mengingati Allah. Allah berfirman, “Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang” (QS. Ar-Ra’d 13:28) Kalbu hanya menjadi tenang dan tenteram dengan mengingati-Nya. Kemudian ia temukan dirinya tenang dari ketakutan atas makhluk ciptaan dan kemiskinan. Karena insan itu takut, takut pada makhluk lain, takut kepada orang lain. Juga ia takut hal lain yaitu takut kemiskinan. Takut miskin. Semua orang bersegera pada dunia untuk menghindari kemiskinan. Sedangkan Allah Tabaraka wa Ta’ala telah menjamin rejeki bagi tiap-tiap kita. Ibn Ataillah al-Sakandari, penulis kitab Hikam yang masyhur, berkata, ‘Yang diwajibkan dari kita ialah beribadah. Sedang rejeki kita telah dijamin. Lalu kita sibuk mencari-cari apa yang telah dijamin bagi kita dan meninggalkan apa yang telah diwajibkan atas kita.’
Jadi seseorang haruslah mendiamkan akalnya dan kalbunya berhenti merencana. Lalu laksanakan mengingati Allah sebanyak-banyaknya, karena kalian memiliki Wirid yang menyambungkanmu kepada Allah, engkau memiliki keimanan dan keyakinan teguh, dan engkau berkata, Pengaturan dan rencana Rabb-ku lebih baik dari pikiran dan rencanaku. Engkau gembira dan rida pada pengaturan dan rencana Allah. Inilah iman yang lengkap dan sempurna. Karena keyakinan pada Allah itu ialah percaya kepada apa yang telah Allah jamin bagimu.
Namun kita melupakan urusan ini. Penyebab kelupaan kita karena tidak melakukan mengingat Allah sebanyak-banyaknya. Sebab nafsu itu membutuhkan mengingat Allah sebanyak-banyaknya.
Saya ingin mengakhiri dengan perihal ini dengan kata-kata Shaykh Muhammad ibn al-Habib, yang mengisyaratkan sebuah hadis sahih. Beliau berkata, Lakukan dhikr hingga mereka berkata, ‘dia sedang menyombongkan diri dengan dhikrullah karena sangat-sangat menginginkan keberkahan.’ Dhikrullah itu tidak ada yang bisa mengotorinya. Lakukan dhikr, walaupun orang-orang mencibir, ‘Aah dia itu berlagak.’ Di hadis lain, Nabi ﷺ bersabda, “Lakukan dhikr hingga orang-orang berkata ‘Dia gila’” Dia yang mengingati Allah ketika berjalan-jalan di pasar dan menggerakkan mulutnya mengingat Allah, ada orang yang nyinyir, ‘Orang itu gila, dia majenun.’ Padahal yang gila dan majenun sebenarnya ialah dia yang kalut. Jadi kalian haruslah mengingat Allah. Kalian perlu mengingat Allah. Kalian harus melakukannya sebab para ahlinya menjadi mabuk di dalamnya. Lalu hidup mereka menjadi fana di dalamnya, betapa berharganya bagi mereka.
Semoga Allah menjadikan kita tergolong mereka yang ber-dhikr sebanyak-banyaknya. Allah menjanjikan bagi mereka Taman Surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Semoga Allah menjadikan malam ini malam penuh berkah bagi kita semua. Semoga Allah mengeluarkan kita dari gelapnya kekalutan dengan dhikrullah. Dan dari gelapnya wahm ilusi. Dan dari gelapnya kejahilan. Kepada cahaya-cahaya hakikat dan cahaya ilmu dan cahaya-cahaya makrifat.
Kami memohon pada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk memberkahi mereka yang telah mengumpulkan kita di sini, Sidi Adil dan keluarganya dan istrinya. Serta segala yang telah mereka sumbangkan untuk mengumpulkan kita di sini. Semoga Allah memberi mereka apa yang belum pernah dilihat mata, dan belum pernah didengar telinga, dan yang tidak bisa mereka bayangkan. Begitu juga majelis penuh berkah pria dan wanita, yang tua dan yang muda. Semoga Allah mengabulkan apapun yang mereka idamkan dan semua tujuan mereka, dan menjadikan kita terpaut pada Allah dan terpaut dan tersambung kepada Rasul Allah ﷺ. Semoga Allah membalas Shuyukh kita dengan ganjaran terbaik. Shaykh Muhammad ibn al-Habib, Shaykh Abdalqadir as-Sufi, dan Shaykh al-Fayturi, semoga Allah merahmati mereka semua. Ya Allah, rahmati seluruh Murshid kami ketersambungan dengan Rasul Allah (ﷺ).
Ya Allah, karuniakan kemenangan kepada Amir kami, Sayyidina Muhammad VI Amir Maroko. Kita memiliki tanggungjawab untuk mendo’akannya kemanapun kita pergi. Karena persada ini negeri kebaikan. Negeri penuh berkah. Sebab para salihin telah hadir di sini dan membawa Islam ke negeri ini. Dan itu berarti ada keberkahan, keberkahan lokasi dan ruang dan waktu. Semoga Allah menolongnya, melindunginya dan menyembuhkannya serta membantu dan memberi kemenangan kepada seluruh pemimpin kaum muslimin. Dan menjadikan mereka melihat kebenaran sebagai kebenaran dan mengaruniai mereka untuk mengikutinya. Juga menjadikan mereka melihat kebatilan itu batil dan menghindarkan mereka darinya. Serta memberikan kemenangan kepada para mujahid, mereka yang mempertahankan kesucian din ini, dan seluruh perihal suci din ini, dan saudara-saudara kita di Palestina, semoga Allah memberi mereka kemenangan.
Semoga Allah memberi keselamatan dan kedamaian kepada dunia, dan mengumpulkan kita dalam cinta, dan mengingatkan mereka kepada ayah mereka Adam, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al-Hujurat 49:13).
Bihurmati Bismillahirrahmaanirrahiim al-Fatihah. Aamiin.
Allahumma sholli ‘alaa Sayyidina Muhammadin ‘abdika wa rasulikan-nabiyyil-ummiyyi wa ‘alaa aalihi wa sohbihi wa sallim taslimaa. Subhaana Rabbika Rabbil ‘Izzati amma yasifuun wa sallaamun ‘alal mursaliin walhamdulillahirabbil ‘aalamiin. Jazaakumullah.