Oleh : Muqadim Malik Abdalhaqq Hermanadi.

 

“Joy to the one who has taken the way of the dhikr of Allah.”

Kegembiraan bagi dia yang telah mengambil jalan setapaknya berzikir kepada Allah. Diwan Fana fi’llah Sayyidina Shaykh Muhammad ibn al-Habib rahimahullah.

Sayyidina Shaykh Abdalqadir as-Sufi semoga kita memperoleh keuntungan darinya berkata dalam daras ‘Jack White, a medicine for Egypt‘ tentang karunia kegembiraan dan keterkaitannya dengan kemerdekaan dan kebebasan: ‘Schiller, the life-long friend of the great Muslim poet Goethe, called for joy – knowing that without it the energy of independence could not emerge. This song completed the Ninth Symphony, Beethoven’s ultimate Hymn to Freedom’ – ‘Schiller, sahabat seumur hidup penyair Muslim besar Goethe, menyeru kepada kegembiraan – karena tahu bahwa tanpanya daya kemerdekaan tidak akan muncul. Lagu ini [The Ode to Joy] melengkapi Himne Kebebasan, Simponi Kesembilan simponi pamungkasnya Beethoven.’

Pada bagian lain dari daras itu Sayyidina Shaykh Abdalqadir as-Sufi menyatakan, ‘Now Beethoven and Schiller both knew that Joy was the dynamic source of life itself – from which all activity comes – freedom being its result.
Our Shaykh Al-Akbar, Ibn Al-Arabi, identified that dynamic impulse in the stars and the foetus, that life-energy, as being the primal creational manifestation by Allah of the cosmos itself. The Kun of fayakun.’ Baik Beethoven dan Schiller keduanya mengetahui bahwa Kegembiraan adalah sumber dinamis kehidupan itu sendiri – asal muasal seluruh aktivitas – dengan kebebasan sebagai hasilnya.

Shaykh Al-Akbar kita, Ibn Al-Arabi, menyatakan tentang denyut dinamis yang berada dalam bintang gemintang dan janin, daya hidup itu, sebagai perwujudan kreasi asali utama oleh Allah atas kosmos itu sendiri. Kun dari fayakun-Nya.’

Kepada Kegembiraan, dan berbagai hasilnya serta rasa syukur atas karunia-Nya ini dan itu kami mengajak kita semua hadir bersama. Inilah ajakannya, temukan majelisnya. Bismillah.