Baru-baru ini diterbitkan di Inggris, sebuah seri antropologi yang berisi tentang semua kompleksitas antropologi yang menggelikan, dimana antropologi itu merupakan salah satu tangan politik penting dari budaya dominan yang berusaha mengerti dan memahami segala perbedaan makhluk manusia dan budaya-budaya dan pengelompokkan makhluk manusia di dunia guna mengendalikan mereka, untuk memanipulasi mereka ke dalam jaringan laba yang mengerikan yang telah disiapkan dalam budaya dominan ini. Tetapi jika kalian tidak membaca tulisan fantasi semu akademisinya, dan memperhatikan foto-fotonya, kalian akan melihat sesuatu yang luar biasa, kalian bisa melihat tiga kelompok manusia.
Di seluruh dunia hari ini kalian bisa mengelompokkan orang-orang dalam tiga kelompok :
- Yang biasa disebut sebagai primitif. Mereka telanjang dan men-cat dirinya. Mereka bertelanjang atau mereka memakai cat dan mereka masih memiliki keluhuran kondisi fitrah makhluk manusia bersesuaian dengan sejauh mana mereka terhindar dari korupsinya masyarakat kita.
- Kemudian kelompok tengah, yaitu mereka yang buncit gemuk, merah dadu, berjas, duduk, membeku, terhimpit, buram, makhluk mati orang-orang Eropa dan Amerika. Ada sesuatu yang sungguh-sungguh mencekik dan menyesakkan dalam ketidaktransparan mereka, sungguh-sungguh siap sedia untuk bermain-main dan sungguh-sungguh diperuntukkan bagi berbagai proyek kekanak-kanakan.
- Dan ada kelompok ketiga, yang awalnya demikian mengejutkan karena besarnya jumlah mereka karena mereka menyebar di seluruh dunia dan mereka itu mulia. Mereka berasal dari Somalia, dan mereka berasal dari Sudan, dan mereka berasal dari Pakistan, dan mereka berasal dari Malaysia, dan mereka berasal dari Indonesia, dan mereka berasal dari bagian selatan Cina, dan mereka berasal dari tenggara Rusia, dan mereka berasal dari Tuareg di padang pasir, dan mereka berasal kepulauan Comoro, dan mereka berasal dari Nigeria, Gambia, dan Senegal dan jika kalian menatap mereka, tidak bisa dihindari matamu akan dipenuhi, jika tidak karena air mata, setidaknya dengan kekaguman mendalam bukan karena estetikanya. Karena suatu kepahaman, “Saya tidak sadar, saya lupa betapa luhurnya makhluk manusia itu,” dan dimanakah proyek-proyek mereka? Dimanakah berhala mereka? Tidak ada sesuatu apapun -dilatarbelakangi bumi dan langit- pria, wanita dan anak-anak- karena proyek utama mereka adalah beribadah kepada Allah dan mereka tampak cukup puas dan mereka tidak kelihatan seperti ada sesuatu yang salah atau sesuatu yang harus diberikan kepada mereka, namun budaya dominannya menyatakan bahwa mereka ini kurang maju, bahwa mereka ini dunia ketiga dan karena Rahmat Allah, kejadian di Iran telah membuat orang-orang tersebut -yang kita ini adalah bagian dari ummat Muslim- menyadari fantasinya situasi ini. Mereka itu bukan yang ketiga dalam apapun. Mereka tidak kurang maju. Mereka itulah yang maju.
Dan di sinilah sebuah negeri yang dasarnya fantasi, sedemikian rupa berdasar pada hermeneutika angka-angka sihir firaun, sesuatu yang mereka ciptakan sepenuhnya untuk memanipulasi dan mengeksploitasi manusia, sistem ekonomi, dan pasar keuangannya, sehingga sebenarnya mereka telah mengutuk USA terlebih dahulu, karena mereka tak bisa menjalankan caranya, menuju kehancuran. Sudah dilakukan, ditandatangan, dan distempel, dan disampaikan, dan semua orang tahu perihal ini. Dan khalayaknya tidak berdaya, dan mereka terus saja tetap melakukan dialog menggelikan tentang kebebasan wanita, kebebasan mereka yang berkulit hitam, kebebasan bagi para pelaku penyimpangan seksual, tentang segala macam kebebasan, yang sebenarnya sebuah retorika dalam sebuah balon yang tidak bermakna apapun. Itu dilakukan agar mereka terus menerus mendengar tentangnya dan mengendalikan segala keresahan dan kegalauan jiwa yang bisa mendorong mereka mengajukan pertanyaan, Bagaimana caranya supaya kami bisa keluar dari dilema yang kami hadapi ini?
Satu-satunya cara keluar dari dilema yang kalian hadapi adalah dengan berpaling dari masyarakat dan budaya dominan yang sudah memerosotkan masyarakat menjadi seperti keadaan khalayak di Eropa barat dan AS hari ini. Yang terjadi bukanlah penyebaran transaksi kehidupan teknologi, yang menyebar adalah Islam, dan Islam dibatasi dengan ibadah kepada Allah, menyembah Pencipta alam semesta, dan pengalaman langsung Ilahiah mistisisme murni, mistisisme kristal berlian tanpa kependetaan, tanpa ritus, tanpa sihir, tanpa lonceng, dan sosok mistis, tanpa naga dan kisah peri. Dilandasai rasio yang bersih dimana kalian menatap sebuah jurang amat dalam yang benar-benar tidak bisa dipahami akal. Dan dasar yang kukuh itu memberimu ijin untuk membuat penilaian ikhlas yang benar dan bercahaya melalui rasa kasih sayang dan perhatian bagi saudara dan saudarimu.
Dari landasan jernih penilaian yang berada dalam Al Quran, kalian mampu menempuh suatu petualangan memeriksa dan mengenali rahasia hatimu sendiri dan makna kehidupanmu sendiri -tidak secara kebahasaan sehingga bisa dibicarakan atau dibuat rap tentangnya- melainkan melalui kecemerlangan, penyaksian, penyaksian batiniah. Bukan sekedar sekelompok khusus, atau hanya untuk orang-orang berkecenderungan terhadap yang gaib atau esoteris. Bagi Muslimin biasa. Muslimin biasa-lah yang menjadi santo (istilah bagi orang suci dalam agama Kristen, setara artinya seperti kedudukan para wali Allah dalam Islam), yang tercerahkan, yang menjadi apa yang kami sebut sebagai wali – sahabat Allah yang telah mencapai Allah, yang telah menyaksikan Wajah Allah, menatap Sang Kekasih mereka yang miskin, tukang batu, tukang kayu, juru tulis. Mereka itu, di antara Muslimin yang jika mereka berkumpul bersama karena Allah, mereka itu berubah menjadi para pangeran, mereka itu berubah menjadi raja-raja di majelis tersebut. Bukanlah para penguasa masyarakat yang dimuliakan, mereka yang memiliki kedudukan tinggi bersama Allah-lah yang dimuliakan.
Ketika Sayyiduna ‘Umar, Khalifah kedua, radiya’llahu ‘anhu, datang bersama Sayyiduna ‘Ali, karima’llahu wajhuhu, mereka datang ke tempat tinggal wali besar, Uways al-Qarani, dan mereka menyadari bahwa mereka sudah tiba di tempat tinggalnya. Nabi, salla’llahu ‘alayhi wa sallam, tidak pernah berjumpa dengan Uways al-Qarani di dunia nyata, namun Baginda bersabda, “Ada seseorang pria yang tinggal di sebuah tempat dan kalian akan mendatanginya dan jika kalian tiba di sana, temuilah dia dan sampaikan salamku padanya karena dia adalah teman kesayanganku.” Mereka bertanya, “Apakah di sini ada seorang hamba Allah yang mulia?” Dan orang-orang di situ menjawab, “Tidak ada, tidak ada, tidak ada seorang pun seperti itu di sini,” Dan Sayyiduna Umar berkata, “Pasti ada, karena Nabi sudah menjelaskan tempatnya dan kami berada di tempat itu,” Dijawab penduduknya, “Oh, sepertinya ada seseorang yang gila di perbukitan itu. Dia tinggal di gua, dan dia akan melemparimu dengan batu jika kalian mendekatinya.” Keduanya tertawa dan berkata, “Ya itu pasti dia!” Mereka berdua mendatanginya, namun ia tidak melempari batu kepada mereka. Ia keluar dan berkata, “Ya ‘Umar Ya ‘Ali! Marhaban! Ayo masuk! Saya sudah menunggu kalian. Duduklah, utarakan bagaimana Baginda kepadaku!” Mereka berkata, “Baginda itu seperti ini…begini dan begitu…” Dan mereka menuturkan perwujudan Nabi sallallahu alayhi wassalam. Ia menjawab, “Iya benar. Iya benar. Iya benar…wah kalian melewatkan ini…”
Dia seorang yang dekat kepada Allah, dan di hadapannya, Amir al Mukminun, penguasa suatu dawlah yang terbentang dari Eropa hingga ke perbatasan Cina dalam masa kehidupan para Sahabat Nabi, seorang pria yang dawlahnya membentang sepertiga luas dunia yang berpakaian, ingat, jubah bertambalan dan berjalan telanjang kaki, ‘Umar ibn al-Khattab, menangis dan berkata, “Engkau seharusnya yang lebih pantas menjadi Amir al-Mukminin. Engkau yang seharusnya menjadi pemimpin mukminin. Biarkan saya yang tinggal di gua!”
Inilah kualitas hidup orang-orang Islam. Mereka dengan sangat mudah bergerak di antara pemerintahan masyarakat dan mistisisme sejatinya tidak seperti sosok-sosok mayat hidup mengerikan yang memimpin para pria dan wanita dan kanak-kanak hari ini menuju total chaos, seperti pekan lalu, dalam sepekan, kita mengalami tiga kasus pembunuhan oleh seorang anak berumur 14 tahun, dua diantaranya kasus pembunuhan orang-tua mereka sendiri. Situasi ambang batas kerusakan sosial menyeluruh, dan mereka tetap saja tertawa, tetap saja mengangkat bahunya, dan tetap saja mempercayai apa yang mereka baca di surat kabarnya, terus saja mempercayai apa yang disampaikan di televisinya dan terus saja berpikir bahwa mereka tahu segala sesuatu, karena mereka telah dipenuhi berbagai data tidak tertata yang menggelikan di universitas dan mereka yang tertawa ini tidak sedikit pun memiliki suara apapun dalam aspek penting kehidupan masyarakatnya. Mereka tidak berdaya seperti kanak-kanak yang belum lagi tumbuh giginya.
Nah, jika Islam menegakkan dirinya di Amerika, ia hanya akan bisa melakukan satu hal saja, yaitu menyapu bersih sebuah masyarakat dekaden dan menegakkan satu masyarakat adil. Bukan melalui perundang-undangan, bukan melalui Shari’a, itu bukan urusannya. Islam adalah tentang orang-orang yang sudah mampu untuk menjalani kehidupan bermoral. Seluruh propaganda menentang Islam membuatnya terlihat seperti akan ada setumpukan tangan-tangan yang telah dipotong (sebagai hukuman karena mencuri) dan tumpukan-tumpukan manusia yang tertimbun batu (sebagai hukuman karena berzina). Ini sungguh menggelikan karena begitu jauhnya dari kenyataan sebenarnya sebuah masyarakat Muslim itu.
Yang utama itu, dalam sebuah masyarakat Muslim, orang-orangnya telah memilih untuk berkehidupan yang beradab. Mereka mampu, dan ini tujuan yang bisa dicapai untuk mempolisi diri mereka sendiri. Mereka tidak berada di dalam sebuah dialektika tidak waras menggelikan antara kejahatan dan statistik, dimana pencegahan kejahatan ditingkatkan melalui suatu penambahan kekuatan polisi dan penambahan berbagai larangan untuk menghentikan kejahatan yang sedang terus meningkat. Sebuah kenyataan yang membuktikan bahwa metode pencegahan mereka itu tidak berlaku dari awalnya. Tidak ada petugas polisi dalam Islam, tidak ada tentara, tidak ada perbankan. Tatanannya seluruhnya organik.
Tubuh kalian tidaklah tersusun secara kaku. Ia ditata dalam fluks/perubahan terus menerus, ia disusun sesuai gerakan, ia dibangun menurut pertumbuhan dan kematian sel-sel. Separuh bagian dari seluruh proses tubuh kalian bahkan tidak berdasarkan perintah sadar dan tanpanya kalian bahkan tidak bisa hidup. Namun itu tidak membuat kalian bisa mengatakan bahwa tidak ada penataan. Begitu pula dengan masyarakat Muslim. Kalian tidak bisa mempolisi pencernaanmu sendiri sebagaimana kalian tidak bisa mempolisi moralitas di dalam keluargamu. Inilah landasan Islam, dalam istilah moral dan karena itulah dalam suatu masyarakat Muslim hari ini bahkan di hari ini dengan segala bentuk serangan kepada Islam dan korupsi atas Islam oleh mereka yang kafir, kalian dapat melenggang melintas sebuah dusun Muslim di Afrika di tengah malam tanpa harus terus menerus menengok ke belakangmu. Jika kalian mendengar suara, kalian sungguh-sungguh aman, dan dalam keadaan tidak aman -yang amat jarang- jika kalian berteriak minta bantuan, tanpa banyak tanya orang-orang akan datang menolongmu, dan tidak satu pun keadaannya begitu di masyarakat Amerika atau Eropa.
Isu kebebasan wanita tidak bisa diperdebatkan atau ditanggapi atau dibuka pada tingkatan pribadi, psikologi dan sosial sebagaimana terjadinya di masa kini. Seluruh kebebasan didasarkan pada sebuah masyarakat adil dan beradab yang menghormati pria dan wanita, dalam mencapai tujuan-tujuannya, sesuai batasan kehidupan yang sehat, baik, dan selayaknya karena kita semua dibatasi. Kita dibatasi secara biologis oleh batasan-batasan tubuh kita. Kita ini sudah sesuai hukum, kita ini sudah terorganisasi, kita ini sudah tertata, sebagaimana saya katakan tadi. Isu kebebasan wanita adalah isu politis dan hanya bisa diselesaikan melalui politisasi wanita, sebagaimana kebebasan pria adalah isu politis, yang hanya bisa dijawab melalui politisasi pria.
Sedangkan politisasi bermakna menyadari seluruh jaringan sosialnya, dan jejaring sosial memiliki lahir dan batinnya. Ia memiliki aspek fisik dan aspek batin, dan tidak satupun bisa memberikan jawaban bermanfaat tanpa menjawab kedua aspek itu. Kalian mengerti? Hanya jika kalian menyadari batiniahmu, maka kehidupan sosialnya dapat dijalani. Semua tujuan-tujuan material yang kalian peroleh, di zona sosial mana pun yang kalian jalani atau kalian hidupi, tidak akan pernah memuaskan kalian. Sayyiduna Muhammad, salla’llahu ‘alayhi wa sallam, bersabda, “Anak Adam tidak akan pernah puas hingga debu-debu memenuhi mulutnya (wafat).”
Jika orientasi kalian ada di gaib dan yang selanjutnya, bukan sebagai sebuah gagasan, bukan sebagai sebuah fantasi, namun sebagai sesuatu yang bisa kalian lihat dengan mata batinmu ketika kalian masih hidup. Sebab Nabi, salla’llahu alayhi wa sallam, bersabda, “Setiap mukmin, semua orang yang percaya kepada Allah, akan melihat tempatnya di Taman sebelum dia wafat dan ini sungguh-sungguh benar.” Dan orientasi ini tidak hanya akan membuat hidup layak dijalani, orientasi ini membuat mati layak dijalani. Jika hidup kalian mampu dijalani, maka kematian kalian juga mampu dijalani. Jika kalian tidak takut mati, kalian tidak akan takut mati. Seluruh rasa takut atas kehidupan adalah rasa takut atas kematian dan takut mati itu didasari karena tidak bisa berdamai dengan kenyataan bahwa kehidupan ditentukan terbatas. Seluruh ilmunya Tasawuf itu menyelaraskan manusia untuk tenang menghadapi yang tidak terhindarkan, di hadapan apa yang disebut Al Quran sebagai Kepastian: Al Haaqqah, apakah Al Haaqqah itu? (Surat 69, Al Haaqqah ayat 1-2; Al Haaqqah secara kebahasaan berarti sesuatu yang pasti terjadi – kiamat).
Inilah pokok-pokok pikiran yang harus direnungkan ditafakuri dan dikontemplasi Muslim berakal. Dalam arena sosial dan dalam arena pribadi, Islam mengundang kalian untuk menempuh jalannya. Islam itu sendiri sebuah undangan. Ash-hadu an la ilaha illa’llah. Wa ash-hadu anna Muhammadun rasulallah, salla’llahu ‘alayhi wa sallam. Saya bersaksi tiada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad, salam dan salawat padanya, adalah Rasul Allah.
Itulah dia, dan itu sudah cukup. Dalam pernyataan sederhana ini, suatu metafisik lengkap amat mendalam dan sangat indah dan kenyataan sosialnya ditawarkan kepada insan manusia. Tidak dijabarkan lebih dulu. Tidak berarti mundur 1.400 tahun dan lain-lain. Propaganda menggelikan! Seluruh pilihanmu terbuka, yang ditetapkan adalah batasan-batasan berbagai parameter yang mungkin bagi kewarasan dan bagi keadilan. Lalu kalian melakukan apa yang kalian inginkan, melaksanakan apa yang kalian inginkan. Itulah batasan-batasannya, dan di dalam pelbagai batasan itu, kalian melakukan apa saja yang kalian inginkan. Inilah republik (merujuk pada hasil revolusi di Iran, berdirinya Republik Islam Iran; res publica berarti urusan masyarakat umum) Islami yang begitu menakutkan bagi mereka.
(bersambung…)