Dari nasehat Shaykh Abdalqadir al-Jaylani rahimahullah dalam al-Fath al- Rabbani wa al-Faydh al-Rahmani (Pendar Kearifan, Penerbit Serambi, hal. 28).
Seseorang bertanya kepada Shaykh ‘Abd al-Qadir al-Jaylani, “Apa arti ungkapan sebagian mursyid ‘ambillah murid sebelum ia paham’ ?”
Shaykh menjawab, “Maksud ungkapan itu ialah, ajak ia beribadah dan bersungguh-sungguh dalam ibadah; bimbing ia shalat, puasa (dan amal-amal saleh lainnya) sebelum ia tahu benar bagaimana dekat dengan Allah dan meraih luthf (kelembutan)-Nya. Bila Allah telah mendekatkan murid itu dan menganugerahkan luthf-Nya, ia tidak akan berhenti mengembangkan ilmunya sebelum ia memahami sungguh-sungguh bagaimana ia meniti jalan spiritual dengan bantuanmu dan bimbingan muradmu.
Kita akan mencari jalan (tariqat) dan akan membiarkanmu meniti jalan itu. Tiap-tiap orang sibuk dengan urusannya sendiri. Ada yang sibuk memburu kehormatan (gengsi) dan dirham. Ada yang sibuk mengejar kekuasaan. Ada yang mengejar dunia dan menuruti hawa nafsunya. Ada pula yang mengejar-ngejar pakaian. Masing-masing sibuk dengan apa yang ia cari. Ada yang sibuk dengan puasanya; ada yang sibuk dengan shalatnya; ada yang sibuk menyebarluaskan hadis; ada yang sibuk dengan rasa takutnya kepada neraka; dan ada pula yang sibuk dengan cinta surga.”