Si pencinta sejati tidak boleh meninggalkan sholawat kepada Rasul, salallahu ‘alayhi wassalam, dalam sholat wajib dan sunah karena itu ialah titik pusat berkah, kebaikan dan limpahan fadilah. Rasul kita, salallahu ‘alayhi wassalam, haruslah diseru di sana, dan di setiap tempat yang mulia. Dia yang bersholawat haruslah membayangkan Baginda, salallahu ‘alayhi wassalam, ketika dia menyampaikan sholawat kepadanya. Haruslah senantiasa melakukan yang demikian di tempat yang telah kami sebut dan di saat-saat utama lainnya.

Saya menyaksikan banyak orang yang bersholawat kepada Baginda ketika mereka sholat, dan mereka itu tidak tahu bahwa mereka sedang menyampaikan sholawat kepada Baginda di saat mereka mengucapkan sholawatnya. Mereka tahu sholawatnya, hanya saja dia yang tahu apa yang sedang dilakukannya tidaklah sama dengan dia yang tidak mengerti apa yang sedang dilakukannya. Terdapat perbedaan amat besar di antara keduanya. Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah: Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang?” (Surat 13 ayat 16). Dia yang bersholawat haruslah bersholawat kepada Rasul makhluk terbaik Rabb-nya dengan tubuh, pakaian, dan di tempat yang bersih, serta perutnya bersih dari makanan haram dan lidahnya bersih dari dusta. Dia pun harus menghadirkan di hatinya zat mulia Baginda, salallahu ‘alayhi wassalam.
Salam.