Baqa’ berarti berkekalan. Senantiasa kekal dalam Allah.
Shaykh al-Akbar berkata, “Si hamba melihat bahwa Allah melestarikan segalanya.” Setelah bala, yaitu baqa’. Kata ini diambil dari salah satu Asma Allah, al-Baqi’u, karena Dia ialah yang Maha Kekal. Maka si hamba kembali pada kehambaan. Dalam kata-kata indah Shaykh Ibn Atha’illah mengatakan,
“Allahumma, Engkau telah mengamar kami kembali kepada makhluk ciptaan, maka kembalikan kami kepada mereka dengan berjubah cahaya dan bimbingan mata hati, sehingga aku dapat kembali dari mereka kepada-Mu, sebagaimana aku masuk kepada-Mu dari mereka, dengan sirku terlindungi dari melihat kepada mereka dan himmaku terangkat di atas ketergantungan kepada mereka. Karena sebenarnya, Engkau-lah yang berkuasa atas segala sesuatu.”
Inilah deklarasi agungnya baqa‘.
Baqa’ ialah kembalinya ke awal kehambaan, dengan sebuah konfirmasi lahiriah atas awalnya, Tariqatnya, dan ketibaannya, dengan sirnya tersembunyi dan ilmunya terbungkus dalam sebuah jimat. Rijal baqa’ itu lahirnya hamba, batinnya merdeka, lahirnya gelap, batinnya terang, lahirnya sadar, batinnya mabuk. Dialah barzakh dua lautan syari’at dan haqiqat. Pemisahan tidak menabirinya dari kesatuan, dan kesatuan tidak menabirinya dari pemisahan.