Talwin berarti perubahan.

Shaykh al-Akbar menyebutnya dengan, “Bergeraknya hamba dalam hal-hal-nya.” Bagi kaum awam, itulah maqam penurunan. Bagi kami inilah maqam tersempurna.

Hal-nya si hamba padanya ialah hal-nya firman Allah Ta’ala, “Setiap hari Dia dalam kesibukan.” (Surat Ar-Rahmaan ayat 29). Shaykh ash-Shustari berkata, “Tujuanku dalam mencinta ialah agar senantiasa dalam perubahan.” Perubahan adalah rahasia Allah dalam kehidupan, maqam agungnya Barzakh. Itulah berserah sempurna. Itulah maqam shalat di lahirnya dan maqam al-uns* di batinnya. Lahirnya doa, batinnya keintiman. Artinya ketika memperhatikan kepada dirimu maka engkau saksikan rahasia-rahasia ciptaan. Inilah keadaan tidak berdaya yang sebenar-benarnya di maqam kekuasaan. Inilah maqam Aisha yang menyatakan, “Andainya aku ini daun di pohon itu.” Hakikat lengkapnya ialah menjadi dalam talwin bersama tamkin dan kebalikannya. Keduanya ialah maqam yang satu. Inilah yang disebut Rumi, tutup berputar yang tampak diam kepada yang menyaksikannya, karena ia bergerak sedemikian cepat.

Jika engkau telah menggapai ini maka engkau telah menggapai batasan apa yang bisa dicapai manusia. Engkau termasuk yang khusus diantara yang khususnya khusus. Kaum bercahaya ini adalah satu masyarakat, sebagian dikenal, sebagian tersembunyi.

 


Catatan :

*) uns adalah suatu keadaan yang sangat dekat (intimmate) dari seorang sufi kepada yang Tuhannya. Sumber : https://www.google.com/amp/s/insantri.com/uns-yaqin-ittihad-hulul-dan-wahdatul-wujud/%3famp