Junjungan kami, semoga Allah rida padanya, memberikan padamu tarekat Syadzili yang bersih sebagaimana yang telah diikutinya. Hari ini kalian berada pada sesuatu yang selain dari pada itu dan itu telah melintas kabur seakan dia tidak pernah menempatkanmu di atasnya. Demi Allah, diri-diri kalian tidak berada di atas tarekat Syadzili. Kalian berada di atas sesuatu yang lain. Jika kalian bertanya, “Bagaimana bisa begitu?” Saya mengatakan bahwa tarekatnya, semoga Allah rida padanya, menurun ke bawah dan tidak naik ke atas. Apa yang kalian jalani itu naik ke atas dan tidak menurun ke bawah. Hal ini karena tarekatnya adalah rendah dan membumi lahirnya, tinggi dan melangit batinnya. Jalanmu itu tinggi dan melangit lahirnya, rendah dan membumi batinnya. Kami dapat mengatakan bahwa tarekatnya, semoga Allah rida padanya, adalah gagah lahiriah, indah batiniah. Tarekatmu itu indah lahiriah, gagah batiniah seperti jalannya mereka yang awam. Kami berlindung kepada Allah dari menyamakan jalannya mereka yang khusus dengan jalan mereka yang awam!

Demikian pula, bersibuk dengan kertas bukanlah bagian dari usahanya khalayak yang merasakan. Kesibukan mereka hanya itulah. Juga hanya ada satu shaykh, sedangkan kalian memiliki banyak shaykh. Inilah yang telah saya lihat dari keadaanmu dan saya kira bahwa kapalmu tidak akan berlayar. Bisa dikatakan bahwa, ia bahkan tidak akan bergerak dari tempatnya kecuali jika engkau turun merendah dan tidak terus mendaki lebih tinggi. Kalian juga harus meninggalkan kesibukan terhadap kertas dan mengikuti hanya seorang shaykh. Jika kalian tidak begitu, perahumu tidak akan tertolong atau selamat. Ia akan tenggelam dan akhirnya terbalik.
Salam.