Saya tidak tahu apakah kamu mengenali atau tidak bahwa setan, semoga Allah melaknatnya, memiliki pengaruh kepada Ahli Tarekat, semoga Allah meridai mereka! Tarekat itu memiliki setan hidup yang selalu menggoyahkan para ahlinya. Dia mencelakai mereka. Dia memiliki pengaruh juga kepada para Wali sebagaimana kepada para Nabi-nabi, semoga rahmat dan keselamatan dilimpahkan atas mereka. Gangguannya menjadi semakin besar seiring meningkatnya makam. “Orang yang paling besar ujiannya ialah para Nabi, kemudian Awliya, lalu yang seperti mereka.”

Hikmah dari gangguan setan ialah karenanya, mereka menjadi suci bagi Rabbnya, Subhanahu! Begitulah yang berlaku sebelum mereka, dan kebahagiaan juga hadir bagi para Nabi, keselamatan atas mereka, dan Awliya, semoga Allah meridai mereka. Ibn Ata’allah berkata pada Hikam-nya, “Jika engkau segera memperoleh hasil dari amal kalian, itulah bukti penerimaan amalmu!” Allah Ta’ala berfirman dalam Kitab-Nya, “Ingatlah wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. Yaitu orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa, bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Tidak ada perubahan bagi janji-janji Allah. Demikian itulah kemenangan yang agung.” (QS. Yunus, ayat 62-64).

Tidak ada keraguan bahwa setan – semoga Allah melaknatnya! – tidak memiliki kekuatan atas mereka atau siapapun juga, sebab dia sendiri tidak memiliki kekuatan untuk memberi manfaat atau mencelakai. Jika dia mampu untuk mencelakai atau memberi manfaat dirinya sendiri, maka dia akan mampu mencelakai siapa saja. Dia jauh dari menjadi mampu untuk melakukannya, juga tidak bagi siapapun untuk melakukannya. Itu semuanya hanyalah milik Allah semata. Bagaimanapun juga, ini ialah satu hikmah dari kekuasaan Hadirat Ilahiyah, dan salah satu sir kekuasaan bagi siapa yang mampu mengenalinya. Penentangan pada setan ialah benar-benar dengan berpaling kepada Allah dan berpaling membelakanginya sebagaimana shaykh kita, semoga Allah meridainya, berkata, “Serangan sesungguhnya melawan musuh ialah kesibukanmu dengan mencintai Sang Kekasih. Ketika engkau disibukkan dengan menyerang musuh, dia mendapatkan apa yang dia inginkan darimu dan cinta Sang Kekasih melewatimu.” Ini sebagaimana dikatakan Shaykh Qasim al-Khassasi, “Jangan disibukkan sepenuhnya dengan dia yang melecehkanmu. Sibuklah dengan Allah dan Dia akan menjauhkannya darimu. Dia-lah yang menggerakkannya melawanmu untuk menguji pengakuan keikhlasanmu. Banyak orang keliru pada urusan ini. Mereka telah disibukkan dengan pelecehan dia yang telah melecehkan mereka, dan pelecehannya berlanjut bersama perilaku salah. Jika mereka berpaling kepada Allah, Dia akan menjauhkan mereka dari kalian, dan ikhtiar secukupnya akan memadai bagi mereka.”

Ini ialah pandangan dari para Sufi besar, ahli Tarbiyah. Kami berpendapat bahwa setan yang menggoyahkan para ahli tarekat berasal dari kalangan manusia, bukan dari kalangan jin. Kami juga berpendapat bahwa dia yang seperti itu lebih kuat daripada setan dari kalangan jin. Secara lahiriah, keduanya mempengaruhi para keturunan Adam. Ini difirmankan dalam Kitab Allah Ta’ala, “Tipu daya setan itu lemah.” (QS. An-Nisa ayat 76). Kami telah katakan kepadamu bahwa penentangan sesungguhnya kepada si musuh ialah dengan berpaling kepada Allah dan berpaling menjauhi darinya.
Salam.