Faqir, dengarlah, aku telah kebingungan tentang suatu perkaraku sendiri, selama beberapa hari hingga aku betul-betul kelelahan karenanya. Keadaan tersebut memaksaku masuk ke dalam suatu kebutuhan yang sangat besar terhadap Rabb-ku. Lalu aku dapati perihalnya dalam Kitab Allah, “Bagi Allah-lah urusan dari awal hingga akhir.” (30:4); “Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah.” (13:31); dan “dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya.” (11:123).
Aku serahkan urusan-Nya kepada-Nya dan menyungkurkan diriku di hadirat-Nya. Aku tidak lagi mengembannya karena urusannya sudah diemban, seperti dikatakan oleh shaykhnya shaykh kami, Abu Abdullah Sidi Muhammad ibn Said al-Fihri at-Tarabulisi, semoga Allah meridainya, “Serahkan rumah kepada pembuatnya. Jika Ia berkehendak, Ia akan meneguhkannya, dan jika Ia berkehendak, Ia akan menghancurkannya.” Itu seperti yang dikatakan wali Allah Ta’ala, Sidi al-Hadrami, semoga Allah meridainya,
“Menyerahlah kepada Salma,
dan pergi kemana ia pergi.
Ikuti tiupan bayu Takdir,
dan berputar kemana tiupan berputar.”
Saya memperoleh istirahat dari kelelahanku dan menikmatinya. Waktuku menjadi menyenangkan. Puji dan syukur kepada Allah!
Seluruh rahasianya terletak pada tidak mengacuhkan nafsu. Sedang tentang perkara membunuhnya, Taman itu diperoleh sebagai bayarannya! Semoga Allah melaknat mereka yang berdusta.
Salam.