Faqir, jika engkau memiliki kebutuhan mendesak batiniah, maka engkau tidak memiliki urgensinya secara lahiriah. Jika engkau memiliki kebutuhan mendesak lahiriahnya, maka engkau tidak memiliki pada batiniahnya. Yang batin hanya mengembang melalui mengerutnya yang lahiriah dan yang lahiriah hanya mengembang melalui mengerutnya yang batiniah. Ilmu laduni tidak akan tiba padamu selama engkau sibuk dengan ilmu kasbi. Yang batin tidak akan hadir bagimu selama engkau sibuk dengan yang lahir karena kekuatan tidak mungkin berada di dua arah. Jika kuat batinnya, maka tidak ada di lahirnya. Selanjutnya, pasti ada kecenderungan ke satu arah daripada ke arah yang lain karena Allah Ta’ala berfirman, “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isterimu, walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai)” (Surat 4 ayat 129).

Allah tidak menyatakan bahwa keduanya itu tidak berguna. Kami mengatakan bahwa hanya mereka yang kuat di antara para wali Allah, semoga Allah rida pada mereka, yang mampu menyatukan jadhab dan suluk, Hakikat dan Syari’at, mabuk dan sadar, atau penyatuan dan perpisahan. Sedangkan yang selain mereka, mereka memiliki suluk tanpa jadhab atau jadhab tanpa suluk, atau Syari’at tanpa Hakikat atau Hakikat tanpa Syari’at, perpisahan tanpa penyatuan atau penyatuan tanpa perpisahan, atau mabuk tanpa sadar atau sadar tanpa mabuk. Atau dia tidak punya suluk dan tidak punya jadhab. Yang seperti itu ada, baik dia bersama-sama keledai atau di dekat mereka.
Salam.