Saudara-saudaraku, kami berpikir tidak ada seorangpun yang mengembalikan khalayak kepada Rabb dan Penguasa mereka, Subhanahu wa Ta’ala, setelah mereka mengabaikan-Nya, kecuali oleh para Sahabat, tabiin, tabi’innya tabi’in, Imam kita Sayyidi al-Junayd, Imam kita Sayyidi al-Jilani, Imam kita Al-Ghazali, Imam kita Sayyidi ash-Shadhili, dan yang seperti mereka karena mereka, semoga Allah meridai mereka, ialah ahli ilmu dan amal. Mereka menyatukan syari’at Muhammad dan hakikat, dan mereka sadar-mabuk. Sedang mengenai yang lain, kami pikir mereka tidak memiliki kemampuan dalam urusan ini kecuali dalam apa yang dikehendaki Allah.
Kami melihat di zaman ini banyak orang yang mengikuti para shaykh agar bisa mendekat kepada berbagai bagian dan kemauan-kemauannya sendiri, bukan untuk mendekat kepada Allah. Semoga laknat Allah menimpa mereka yang berdusta kepada khalayak itu! Banyak di antara mereka mendatangiku menginginkan wiridnya dan amat sangat berniat mengamalkannya. Niat mereka ialah untuk menjadi shaykh-nya orang banyak atau untuk meminta-minta dunia kepada mereka dengan menggunakan pakaian-pakaian kami yang menunjukkan secara lahiriah maqam zuhud. Keadaan ini sudah terkenal di seluruh khalayak di Afrika Utara. Mereka juga menginginkan untuk membatasi pengajaran kami kepada kemauan-kemauan yang sudah kami sebutkan. Itu semua tidak ada dasarnya dan palsu. Itu tidak berarti apapun. Saya sengaja menyampaikan padamu karena kami menyaksikan bagaimana ahwalnya khalayak dan rusaknya tujuan mereka serta karena mereka menjeburkan diri dalam apa-apa yang sama sekali tidak bernilai. Seakan-akan di dunia ini tidak ada lagi ahli ilmu lahiriah dan tidak ada lagi ahli ilmu batiniah.
Kami berlindung kepada Allah dari habisnya kedua kumpulan itu di dunia ini! Dunia ini dipenuhi mereka yang memiliki kalbu seperti Nabi Muhammad, hati-hati seperti Nabi Nuh, kalbu seperti Nabi Hud, hati-hati seperti Nabi Da’ud, dan Nabi Shu’ayb, Nabi Shith, Nabi Lut, Nabi Salih, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi ‘Isa, Nabi Khidir, dan yang lainnya. Allah Maha Tahu, dan kami berpendapat bahwa setiap wali Allah Ta’ala memiliki ciri khas dari salah seorang para Nabi, alayhisalam dan Nabi kita salallahu alayhi wasalaam. Allah Maha Tahu, dan kami berpendapat bahwa Allah memiliki hamba-hamba yang mengenali-Nya dan Dia mengenali mereka. Mereka mencintai-Nya dan Ia mencintai mereka. Mereka mengagungkan-Nya dan Ia mengagungkan mereka. Mereka memuliakan-Nya dan Ia memuliakan mereka. Mereka menghormati-Nya dan Ia menghormati mereka. Dia berada bersama mereka dimanapun mereka berada, sebagaimana mereka bersama-Nya dimanapun Ia berada. Dia, Subhanahu wa Ta’ala, melingkupi dimanapun, karena mereka senantiasa berada di hadirat-Nya. Shaykh Sayyidi Ibn ‘Ata’llah, semoga Allah meridainya, berkata, “Kebutuhan si arifin tidak berpindah dan ia tidak bersama-sama dengan selain Allah.”
Salam.