Berbagai serangan nafsu dan setan dari setiap arah itu tidak bisa merepotkan kita seperti repotnya perhatian tentang rezeki. Padahal, -Rabb kita Subhanahu!- telah bersumpah kepada kita atas Diri-Nya di Kitab-Nya, “Sesungguhnya yang dijanjikan itu ialah benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan.” (Surat 51 ayat 23) dan “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (Surat 20 ayat 132). Banyak sekali ayat dengan makna serupa ini dan begitu juga banyak hadis Rasulallah, sallallahu alayhi wassalam. Wali Allah yang mulia, Sidi Abu Yazid al-Bistami, semoga Allah meridainya, berkata, “Saya wajib beribadah pada-Nya sebagaimana Ia memerintahkanku, dan Ia pasti memberiku rezeki sebagaimana Ia berjanji.” Masih banyak lagi perkataan-perkataan serupa ini.

Saya hanya mengutarakan ini kepada kalian karena khawatir apa yang terjadi pada sebagian besar masyarakat, akan menimpa kalian. Kami lihat sebagian besar mereka memiliki berbagai sarana -dalam din dan dunia ini, namun mereka begitu sungguh-sungguh amat sangat takut pada kemiskinan. Jika mereka mengenali berbagai kebaikan yang terkandung dalam bersibuk pada Allah, mereka pasti akan meninggalkan sepenuhnya semua sarana duniawi dan pasti akan menyibukkan diri mereka dengan mentaati amar-Nya. Karena mereka jahil dan tidak berilmu, mereka mengumpulkan berbagai sarana duniawi dan din, namun rasa gelisah mereka perihal takut miskin dan takut pada semua makhluk tidak hilang jua. Ini suatu kelalaian besar dan kondisi tidak terpuji. Kebanyakan orang -hampir seluruhnya- berada dalam kondisi ini. Kami berlindung kepada Allah! Saudaraku, waspadalah, dan berserah dirilah sepenuhnya pada Rabb-mu, maka kalian akan menyaksikan berbagai keajaiban. Jangan serahkan diri kalian pada dunia seperti kebanyakan orang, atau apa yang menimpa mereka akan menimpamu.

Demi Allah, andainya kalbu kita bersama Allah, dunia ini akan mendatangi kita, bahkan jika kita sedang tinggal di dalam rumah, apatah lagi di luarnya, karena Rabb kita sudah berfirman kepada dunia, “Wahai dunia! Layani siapapun yang mentaati-Ku dan lelahkan siapapun yang mentaatimu.”

Demi Allah, jika kita sungguh menghamba kepada Rabb kita, maka alam semesta dan segala yang berada padanya akan menjadi milik kita, sebagaimana ia telah menjadi milik yang lain, karena Allah –Subhanahu!- menjadikannya pelayan kita, sebab Ia telah menjadikan kita hamba-Nya. Kita telah menukar Rabb dan Penguasa kita –Subhanahu!- dengan segala apapun yang telah kita jadikan tuhan dan penguasa kita, dan kita tidak merasa malu atas hal itu. Tiada daya dan upaya kecuali karena Allah!

Demi Allah, inilah sarana din yang tiap orang wajib peduli di setiap zaman, khususnya di zaman ini karena kepedulian dengan urusan din tanpa perkara duniawi hampir-hampir musnah. Padahal hal ini selalu wujud karena Allah, bahkan jika kini seakan tidak lagi ada. Allah penjamin apa yang kami katakan.

Kami pikir -dan Allah Maha Tahu- bahwa seseorang tidak lagi bisa berkata kepada para salihin di zaman kita ini, “Cukupkan dengan sedikit sarana duniawi dan perbanyaklah sarana untuk Akhiratnya. Allah akan menggantikannya bagimu sebagaimana Ia telah mengganti bagi khalayak lain.” Hari ini -dan Allah Maha Tahu- tidak ada sesuatupun yang akan diterima darimu kecuali jika engkau berkata, “Berusahalah, dapatkan penghasilan, berdaganglah,” dan yang seperti itu. Jika engkau berkata, “Tinggalkan, zuhudlah, merasa cukuplah,” hanya sangat sedikit dari kalangan khas khalayak zaman ini akan memperhatikannya, apatah lagi khalayak awamnya. Perhatikan apa apa yang dikatakan wali Allah Ta’ala, Sidi Abu’l-Abbas al-Mursi, semoga Allah rida padanya, “Khalayak memiliki sarana-sarana kehidupannya. Sarana kita ialah iman dan takwa. Allah Azza wa Jalla, berfirman, “Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (Surat 7 ayat 96). Di kesempatan lain beliau berkata, “Khalayak memiliki sarana-sarana kehidupannya dan sarana kita ialah Allah.”

Salam.