Kepada seluruh saudara kami dalam Allah dan yang mencintai kami karena-Nya di negeri Maroko, penghuni kota-kotanya dan penghuni padang-padang pasirnya, mereka yang dipekerjakan dengan upahnya dan mereka yang berlepas diri :

Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh.

Sesiapa yang menginginkan untuk menyelamatkan dirinya, menjadikan dirinya bergembira, menjadikan urusannya mudah, tertutupi kesalahan-kesalahannya, memperoleh keridaan Rabb-nya, dibukakan mata qalbi-nya, disampaikan hadiah-hadiah kepadanya, memiliki akhir yang baik, kedudukan yang mulia, matinya nafsunya, dan hidupnya qalbunya, wajiblah merasa malu di hadapan Rabb-nya dan tidak menunda shalat pada waktunya dan tidak membiarkan dirinya terlibat pada sesuatu apapun yang menunda shalat dari waktunya. Ia harus berusaha tidak shalat sendirian selama ia mampu melakukan yang sebaliknya. Ia harus shalat dalam jama’ah. Kami mengetahui banyak orang yang menunda shalat dari waktunya dan membiarkan diri mereka terlibat dalam kesia-siaan untuk menundanya dari waktunya karena mereka tidak mementingkannya. Mereka shalat sendirian padahal mereka ada bersama sebuah jama’ah. “Sangatlah buruk apa yang mereka lakukan itu.”

Ini terjadi karena meringankan perintah Allah, berasal dari kurangnya makrifat pada Allah dan kurangnya rasa malu, taqwa, dan ketaatan pada-Nya, Subhana wa Ta’ala! Kami saksikan bahwa mereka terbenam dalam kekhawatiran, kesusahan, kesempitan, kesukaran-kesukaran, dan musibah-musibah. Mereka tidak tahu asal muasal apa yang telah menimpa mereka. Demi Allah, apa yang telah menimpa mereka berasal dari kelalaian dalam melaksanakan deen, dan mereka sepenuhnya membenamkan diri dalam urusan-urusan dan nafsu-nafsu mereka. Kalau saja tidak begitu, mereka tentu akan tenggelam, karena Allah, dalam keberkahan, dan qalbu-qalbu mereka akan menjadi hidup setelah mati. Allah Ta’ala berfirman, “Jika penduduk kota-kota beriman dan bertaqwa, maka Kami akan mencurahkan barakah kepada mereka dari langit dan bumi.” “Barang siapa bertaqwa kepada Allah, maka akan Kami berikan jalan keluarnya, dan memberikan rezeki dari tempat yang tidak disangkanya.” “Barang siapa bertaqwa kepada Allah, Allah akan memudahkan urusannya.” Masih banyak lagi firman yang seperti itu.

Kami pun menyaksikan bahwa mereka tidak membedakan shalat di shaf pertama dan shalat di shaf terakhir. Mereka tidak meluruskan barisan di shalat walaupun itu adalah kesempurnaan shalat. Itu juga bagian dari keutamaan shalat sebagaimana disebutkan al-Bukhari dalam Sahihnya. Itu bukanlah karena ketidaktahuan mereka. Itu adalah karena kurangnya kepedulian mereka pada deen. Tentang shalat di shaf pertama, semua orang tahu tentang keutamaannya dan mereka bukan tidak tahu tentang itu. Kami lihat bahwa mereka tidak peduli tentang kebersihan dan tidak memperhatikannya walaupun itu adalah separuh dari Iman, dan deen ini didasarkan padanya sebagaimana disebutkan dalam hadist. Sedangkan tentang membersihkan diri dari bekas-bekas air kencing, sangat sedikit di antara mereka yang melakukan itu. Seseorang yang tidak bersih dari bekas kencingnya tidak memiliki wudhu. Seseorang yang tidak memiliki wudhu tidak menegakkan shalat. Seseorang yang tidak shalat tidak mengamalkan deen-nya. Seseorang yang tidak memiliki deen, tidak memiliki kebaikan.

Saudara-saudaraku, laksanakan apa yang telah diperintahkan Allah pada kalian. Tidak ada jalan bagimu untuk menghindari sunnah Rasul-mu, salallahu ‘alayhi wassalam, hingga yang diyakini tiba, yakni kematian. Allah Ta’ala berfirman, “Jika kamu mencintai Allah, maka taatilah aku dan Allah akan mencintaimu.” “Ambilah apa yang diberikan Rasul pada kalian dan tinggalkan apa yang telah dilarangnya bagi kalian.”

Semoga Allah memberimu kebaikan! Ketahuilah jika seorang hamba tunduk pada Rabb-nya, Rabb-nya, Subhana wa Ta’ala! menundukkan seluruh makhluk kepadanya dan menjadikan mereka menaatinya. Allah adalah yang menjamin perkataan kami ini. Simak apa yang dikatakan salah seorang dari mereka itu, semoga Allah rida pada mereka,

“Jika waktu menaati dan orang-orang adalah hamba-hamba sahaya,
Maka hiduplah setiap hari dari kehidupanmu, seakan itu adalah Hari Raya.”

Salam.