Ketahuilah, semoga Allah merahmatimu! bahwa ketika sang faqir berubah dari mengingati segala sesuatu kepada mengingati Allah, maka penghambaannya kepada Allah dibersihkan dan dijadikan ikhlas. Jika penghambaannya bersih dan ikhlas pada Allah maka ia adalah wali Allah. Ingati hanya Allah dan hanyalah menjadi milik Allah semata. Sesiapa menjadi milik Allah, maka Allah baginya. Betapa gembiranya dia yang menjadi milik Allah dan Allah baginya! Firman-Nya, Subhana wa Ta’ala! tentang kebaikan berzikir mengingat Allah sudah cukup, “Ingatlah Aku dan Aku akan mengingatmu.” Rasul, salallahu alayhi wassalam, berkata dari apa yang diwahyukan Rabb-nya, Azza wa Jalla, “Aku duduk bersama dia yang mengingati-Ku.”

Junjungan kami, semoga Allah rida padanya! sering berkata kepadaku, “Saya senang saat saya mendengar perkataan yang menentangmu.” Al-’Arabi ad-Darqawi memang begitu. Ia senang saat ia mendengar perkataan yang menentangmu yakni yang membunuh nafsu dan menghidupkan qalbu-qalbu kalian, dan bukan sebaliknya. Hanya mereka yang lalai dan jahil, yang mata batinnya redup dan rahasianya gelap, yang amat peduli pada apa yang menghidupkan nafsu dan membunuh qalbu. Insan hanya memiliki satu qalbu. Jika ia berpaling menghadap satu arah, maka ia berpaling dari yang lainnya karena “Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya” sebagaimana Allah Ta’ala berfirman. Shaykh yang mulia, Sayyidi Ibn ‘Ata’illah semoga Allah rida padanya, berkata, “Berpalingnya dirimu menghadap Allah adalah berpalingnya engkau membelakangi makhluk. Berpalingnya engkau menghadap makhluk adalah berpalingnya engkau dari Allah.”

Salah seorang saudara berkata kepada saya, “Saya bukan apa-apa.” Saya berkata padanya, “Jangan berkata ‘Saya bukan apa-apa.’ Jangan berkata ‘Saya ini sesuatu.’ Jangan berkata ‘Sesuatu memprihatinkanku.’ Jangan berkata ‘Tidak ada yang kuprihatinkan.’ Katakanlah ‘Allah’ maka saksikanlah keajaiban-keajaiban.”
Salam.